TEMPO.CO, Urfa - Sempat bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), seorang mantan guru yang mengaku bernama Khadijah ini akhirnya memutuskan keluar setelah melihat kebrutalan ISIS dengan mata kepalanya sendiri.
“Hal terburuk yang saya lihat adalah seorang pria memenggal kepalanya sendiri tepat di depan saya,” ujar wanita 25 tahun ini saat diwawancara CNN di sebuah hotel di Urfa, Turki, yang dirilis hari ini. Saat ini Khadijah memutuskan untuk meninggalkan Suriah dan bersembunyi di Turki demi keselamatannya.
Tumbuh besar di Suriah tak lantas membuat keluarga Khadijah menjadi keluarga konservatif. Ia berhasil meraih gelar sarjana dan mengajar di sebuah sekolah dasar di Suriah. Hingga akhirnya pada suatu waktu ia berkenalan secara online dengan seorang pria milisi ISIS.
Dari pria inilah, Khadijah diperkenalkan bahwa ISIS bukanlah teroris seperti yang dituduhkan kepada mereka. Pria ini kemudian mengajak Khadijah pindah ke Kota Raqqa agar bisa bergabung dengan ISIS dan menikahinya.
Setelah pindah ke Kota Raqqa, Khadijah kemudian bergabung dengan Brigade Al-Khansaa, sebuah kelompok militan wanita ISIS yang bertugas menjadi polisi syariat bagi wanita. Mereka tak menggunakan busana muslimah yang ditentukan ISIS. (Baca: Milisi Wanita ISIS Bentuk Brigade Al-Khansaa)
Semula, Khadijah merasa bangga dengan posisinya. Ia mampu menggunakan senjata layaknya milisi pria. Namun kebrutalan ISIS yang kerap dilihatnya ditambah dengan desakan keluarga membuat Khadijah berpikir kembali. Ia menemukan bahwa ISIS bukanlah tempat untuknya.
“Pada awalnya saya senang dengan pekerjaan saya. Saya merasa memiliki wewenang di jalanan. Namun kemudian saya mulai merasa takut dengan situasi ini,” tutur Khadijah.
Dengan mantap, ia pun memutuskan berhenti bergabung dengan ISIS dan meninggalkan Suriah demi keamanannya. “Saya tak ingin orang lain ditipu oleh mereka. Terlalu banyak gadis yang berpikir bahwa mereka adalah Islam yang benar,” kata Khadijah menutup wawancaranya.
ANINGTIAS JATMIKA | CNN
Terpopuler
WNI Korban Pembunuhan di Australia Diduga Transgender
WNI Jadi Korban Mutilasi Pacarnya di Australia
Mayang Sebut Dirinya Waria Kelas Atas Asia