TEMPO.CO, Brisbane - Nyawa Mayang Prasetyo dihabisi oleh kekasihnya sendiri, Marcus Peter Volke, di apartemen di Brisbane, Australia. Warga Indonesia yang menjadi trasngender ini ternyata dikenal cukup luas sebagai wanita penghibur di Australia. Banyak orang menyayangkan kepergian Mayang. Akun Facebook Mayang pun dibanjiri ucapan duka dari teman-temannya.
"Tenanglah di sana, cantik. Dunia tidak akan sama tanpa dirimu. Saya akan sangat merindukanmu. Saya masih ingat saat kita pertama kali bertemu dan kamu sungguh membuat saya terkesan," kata Brett Sparks, salah satu teman Mayang, seperti dilaporkan Brisbane Times, Senin, 6 Oktober 2014. (Baca: Mayang Sebut Dirinya "Waria Kelas Atas Asia")
Rekan Mayang lainnya, Brad Whitehouse, juga mengaku amat kehilangan. Brad menganggap Mayang adalah salah satu orang paling "berkilau" di dunia. "Kamu adalah jiwa paling hebat yang pernah saya temui," kata Brad.
Dari semua ucapan itu, Mayang dideskripsikan sebagai orang ceria, baik, dan selalu bahagia. Berbanding terbalik dengan Mayang, Volke dikenal sebagai pria yang pendiam dan misterius.
"Dia (Volke) adalah orang yang sangat moody. Dia juga sangat mudah marah dan memiliki sisi gelap dengan tatapan yang serius. Volke juga sangat kaku dan dingin pada orang lain. Dia memang berbeda dari pria lain," kata mantan teman sekolah Volke kepada Fairfax Media.
Keduanya bertemu di sebuah kapal pesiar tempat Volke bekerja sebagai koki. Pada Agustus 2013 lalu, keduanya bertunangan dan memutuskan untuk menikah di Eropa. Mayang juga sempat membawa Volke bertemu ibunya di Lampung untuk meminta restu. (Baca: Mayang Sempat Mengajak Kekasihnya ke Lampung)
RINDU P. HESTYA | BRISBANE TIMES
Berita Lain:
WNI Korban Pembunuhan di Australia Diduga Transgender
WNI Jadi Korban Mutilasi Pacarnya di Australia
Alex Younger, Bos Baru Intelijen Inggris MI6