TEMPO.CO, Hong Kong - Aksi puluhan ribu pendemo prodemokrasi di Hong Kong dinilai akan menginspirasi muslim minoritas Uighur di wilayah Xinjiang yang kerap kali mendapat perlakuan tak pantas dari pemerintah Cina. (Baca: Pendemo Hong Kong Banjir Dukungan di Internet)
“Jika Hong Kong menang, itu akan menguntungkan Uighur, dan Uighur bisa memperkuat gerakan mereka sendiri,” ujar Rebiya Kadeer, salah satu tokoh terpandang Uighur yang kini diasingkan ke Amerika Serikat, seperti dikutip Channel News Asia, hari ini.
Kadeer menyatakan gerakan rakyat Hong Kong yang begitu damai dalam menyampaikan tuntutannya sangat inspiratif bagi muslim Uighur. Hal ini membuat mereka jadi perhatian internasional. (Baca: 6 Perilaku Demonstran Hong Kong yang Patut Ditiru)
Dengan begitu, ujar Kadeer, Cina tidak akan berani menggunakan kekerasan untuk menghadapi mereka. “Pemerintah Cina tidak bisa menekan mereka dengan kekerasan,” tutur wanita 67 tahun tersebut.
Xinjiang, daerah kaya sumber daya alam yang berada di Cina barat, merupakan rumah dari sekitar 10 juta muslim Uighur. Kekerasan meningkat dalam beberapa tahun terakhir di wilayah ini. Cina menyalahkan muslim Uighur sebagai dalang kekerasan teroris terorganisasi yang belakangan meningkat. Namun muslim Uighur menuding bahwa pemerintah Cina sering menggunakan kekerasan untuk mengintimidasi mereka. (Baca: Muslim Uighur Dipaksa Makan Selama Ramadan)
ANINGTIAS JATMIKA | CHANNEL NEWS ASIA
Terpopuler
Wanita Muslim Dianiaya di Kereta Australia
Mesir Penjarakan 68 Pendukung Mursi
Bus Militer Afganistan Dihantam Bom, 7 Tewas