TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari lalu, masyarakat Filipina dihebohkan oleh munculnya produk kaus yang dijual oleh sebuah jaringan mal besar di Filipina, SM Supermall. Kehebohan ini bukan karena kaus ini bagus atau menarik, melainkan karena pada kaus ini terdapat tulisan bernada kontroversial, yakni kalimat berbunyi “It’s not rape. It’s a snuggle with a struggle”. Sudah jelas, arti tulisan ini mengandung makna tidak baik, seolah menyepelekan masalah perkosaan.
Keberadaan kaus ini dengan cepat diketahui oleh banyak orang. Selain karena dijual di cabang-cabang SM Supermall yang keseluruhannya berjumlah 49 cabang, juga karena kecepatan jaringan Internet. Tak heran jika aksi protes akan keberadaan kaus ini juga dimulai dari dunia maya.
Kasus ini berawal dari seorang pengguna akun media sosial Facebook bernama Karen Kunawicz yang mem-posting foto sebuah kaus yang ia lihat di SM Supermall pada Senin, 22 September kemarin. Pada kaus tersebut terdapat tulisan “It’s not rape. It’s a snuggle with a struggle” ditambah gambar 2 tangan yang bersatu membuat bentuk hati.
Kunawicz menemukan kaus ini di SM Supermal di rak baju untuk pria. Namun, penilaiannya pribadi terhadap tulisan pada kaus itu sudah tentu negatif. Kunawicz bahkan menulis, "Yang benar saja, SM Supermal? Perhatian untuk anak lelaki, jika seorang gadis bilang TIDAK dan mendorongmu menjauh darinya, itu artinya benar-benar TIDAK!"
Rupanya, posting-an Kunawicz ini mendapatkan respons yang luar biasa. Pada Selasa malam, terhitung posting-annya telah disebarluaskan sebanyak lebih dari 4.000 kali. Bahkan, sebuah media dari Cina, The South China Morning Post, juga turut menyebarluaskan posting-an ini di media sosial Twitter, dan mendapatkan respons yang tak kalah banyak. Tak ayal, SM Supermall pun akhirnya dihujani kritikan tajam.
Mayoritas dari para pengkritik adalah kaum wanita. Mereka menyebut SM Supermall sebagai pendukung aksi kekerasan seksual. Bahkan ada juga yang berkomentar SM Supermall mengajarkan 'budaya pemerkosaan' kepada anak laki-laki, mengingat kaus ini ditaruh di rak bagian pakaian anak laki-laki.
Menanggapi hal tersebut, pihak SM Supermall segera menarik seluruh stok kaus-kaus itu dari peredaran. SM Supermall pun langsung menyatakan permintaan maaf sekaligus melakukan klarifikasi. Menurut mereka, pihaknya tidak mengetahui bagaimana kaus itu bisa ada dan dijual di toko mereka. Mereka juga menyatakan sedang melakukan investigasi demi menyelidiki pihak pembuat kaus ini dan siapa pemasoknya ke toko mereka. Pihaknya sangat menyesalkan hal ini bisa terjadi.
Berbagai tanggapan beragam pun muncul dari masyarakat terkait dengan pernyataan dari SM Supermall ini. Ada yang berterima kasih atas respons cepat mereka, tetapi ada juga yang menilai bahwa pernyataan mereka kurang, bahkan agak janggal. Mereka mempertanyakan bagaimana mungkin pihak SM Supermall tidak tahu kaus itu dijual di toko mereka. Karena, berdasarkan prosedur, setiap barang yang akan dijual, pastinya akan melewati tahap seleksi atau tahap pemilahan, apakah barang tersebut layak dijual atau tidak.
ANISA LUCIANA | TIME | AL JAZEERA
Berita lain:
APJII Minta Kasus Indosat Merujuk pada UU Telekomunikasi
Wartawati Tempo Dilecehkan Simpatisan FPI
Suarez Dipastikan Tampil Melawan Evan Dimas Cs