TEMPO.CO, Istanbul - Gempuran milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)--kini menyebut diri sebagai Negara Islam atau Daulah Islamiyah (DI)--di utara Suriah telah memaksa 100 ribu orang memasuki wilayah Turki dalam tiga hari terakhir. (Baca: ISIS Bebaskan 49 Warga Turki)
Mengutip pernyataan Kepala Manajemen Bencana Turki (AFAD), Fuat Oktay, dalam Daily Sabah, hari ini, 22 September 2014, angka itu menandakan jumlah pengungsi terbesar yang pernah memasuki Turki sejak perang sipil Suriah yang dimulai lebih dari tiga tahun lalu.
Menurut laporan BBC, Turki, yang berbatasan dengan Irak dan Suriah, telah menerima 847 ribu pengungsi sejak pemberontakan tiga tahun lalu terhadap Presiden Bashar al-Assad. (Baca: 30 Negara Sepakat Gempur ISIS Serentak)
Turki memang membuka perbatasannya sepanjang sekitar 30 kilometer sejak Jumat, 19 September lalu. Perbatasan dibuka bagi warga Suriah yang melarikan diri dari Kota Kobane--permukimam warga Kurdi--menyusul bentrokan antara milisi ISIS dan pejuang Kurdi.
Menurut catatan AFAD, jumlah pengungsi terus meningkat sejak Jumat. Saat itu, tercatat ada sekitar 45 ribu pengungsi yang datang, dan meningkat menjadi 65 ribu pada Sabtu. Hingga akhirnya kemarin jumlah pengungsi mencapai angka 100 ribu.
ANINGTIAS JATMIKA | DAILY SABAH | BBC
Terpopuler
Cina Curigai Dubesnya di Islandia Mata-mata Jepang
CIA Berhenti Mata-matai Sekutunya di Eropa Barat
Mengaku Sakit, Pria Ini Terobos Masuk Gedung Putih