TEMPO.CO, Jakarta - John Cantlie, jurnalis asal Inggris, muncul dalam video terbaru yang diunggah ke media sosial oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Cantlie, terlihat masih sehat, berbicara di depan sebuah meja dengan latar hitam.
Dalam video itu, Cantlie bercerita bahwa ia ditangkap oleh ISIS saat bertugas di Suriah pada 2012. Jurnalis The Telegraph itu mengatakan ia ditangkap bersama seorang fotografer Belanda, Joroen Oerlemans. (Baca: ISIS Rilis Video Jurnalis Inggris yang Disekap)
Dia dan Oerlemans diancam akan dibunuh jika tidak masuk Islam. Usaha melarikan diri dari sekapan ISIS pernah ia lakukan, tapi gagal. Saat berusaha kabur, Cantlie ditembak di bagian tangan dan Oerlemans pada kaki oleh ISIS.
"Saya tidak tahu apakah akan hidup atau mati. Nasib saya ada di tangan ISIS," kata Cantlie, seperti dilaporkan Reuters, Kamis, 18 September 2014.
Cantlie mengatakan ia akan menyebarkan "fakta" terkait penyerangan ISIS kepada media Barat. Cantlie juga mengatakan akan memberikan informasi tentang sistem dan motivasi ISIS serta bagaimana media Barat bekerja dan cara mereka memanipulasi berita. (Baca: Inggris Telaah Video Penyekapan Jurnalis oleh ISIS)
Sabtu lalu, ISIS juga merilis video yang menunjukkan pemenggalan pekerja asal Inggris, David Haines. Dalam video itu, seorang pria berbaju hitam mengataka bahwa mereka juga memiliki sandera lain bernama Alan Henning. Henning akan dibunuh jika Perdana Menteri Cameron terus memberikan dukungan untuk melawan ISIS.
RINDU P. HESTYA | REUTERS
Berita Lain:
5 Hal Berubah jika Skotlandia Lepas dari Inggris
Hari Ini, Skotlandia Referendum Kemerdekaan
Ulama Saudi: ISIS Menyimpang dari Syariat Islam