TEMPO.CO, Edinburgh - Pemungutan suara terkait referendum Skotlandia telah ditutup tadi malam waktu setempat. Lebih dari 4,2 juta warga telah menggunakan haknya untuk memilih apakah Skotlandia akan jadi negara yang mandiri atau masih dalam kekuasaan Inggris Raya.
Dikutip dari The Huffington Post, Jumat, 19 September 2014, hasil dari tempat pemungutan suara pertama dari 32 daerah melaporkan terdapat 54 persen suara yang mendukung kemerdekaan Skotlandia. Di lain pihak, hanya 46 persen yang masih mau menjadi bagian dari Inggris Raya. (Baca: Hari Ini, Skotlandia Referendum Kemerdekaan)
Setelah pemungutan suara usai, banyak warga yang bergadang untuk menunggu hasil akhir. Beberapa warga bahkan menginap di bar sambil menantikan hasil suara bersama pendukung "Ya" untuk kebebasan Skotlandia.
"Saya sudah menunggu momen ini selama 50 tahun. Saya yakin kami akan menang," kata seorang pro-kemerdekaan berusia 83 tahun, Isabelle Smith.
Beberapa orang yang mengaku memilih "Tidak" pada surat suara terus melakukan kampanye. Kelompok yang didukung oleh partai politik utama di Inggris menyuarakan untuk menolak pemisahan Skotlandia dari Inggris.
"Saya cemas dengan hasilnya. Kemerdekaan Skotlandia adalah ide paling gila yang pernah saya dengar," kata seorang konsultan keuangan, MichaeL MacPhee, yang mengaku memilih "Tidak". (Baca: 5 Hal Berubah jika Skotlandia Lepas dari Inggris)
Rencana pemisahan diri dari Inggris telah disampaikan oleh Perdana Menteri Skotlandia Alex Salmond pada akhir November lalu. Dalam sebuah dokumen setebal 670 halaman, dijabarkan secara rinci berbagai hal tentang pemisahan diri, termasuk mata uang, sistem perpajakan, dan kesejahteraan rakyat.
RINDU P. HESTYA | THE HUFFINGTON
Berita Lain:
5 Hal Berubah jika Skotlandia Lepas dari Inggris
Hari Ini, Skotlandia Referendum Kemerdekaan
Ulama Saudi: ISIS Menyimpang dari Syariat Islam