TEMPO.CO, London - Pemenggalan terhadap seorang pekerja kemanusiaan, David Haines, yang dilakukan oleh milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)--yang kini menyebut kelompok mereka sebagai Negara Islam atau Daulah Islamiah (DI)--membuat Inggris semakin memantapkan langkah untuk menggempur kelompok militan pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi tersebut.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan sehari setelah video pemenggalan Haines dirilis, Perdana Menteri David Cameron menyatakan Inggris telah menyiapkan lima poin penting sebagai strategi menghadapi ISIS.
Mengutip laporan dari CNN, Ahad, 14 September 2014, kelima poin tersebut yakni bekerja sama dengan militer Irak dan pemerintah daerah Kurdi Irak serta membantu mereka melindungi kaum minoritas yang dibantai ISIS; bekerja sama di bawah naungan PBB "untuk memobilisasi kemungkinan dukungan luas" melawan ISIS; berkontribusi pada aksi militer yang dipimpin AS; membantu dalam berbagai upaya kemanusiaan; serta "memperkuat upaya kontrateroris kami di dalam negeri."
Haines merupakan warga asing ketiga yang dipenggal oleh ISIS dan disebarkan videonya. Sebelumnya, dua wartawan Amerika Serikat, James Folley dan Steven Sotloff, juga mengalami nasib serupa. Dalam video berjudul “Pesan untuk Sekutu Amerika” ini, ISIS terus meminta AS dan sekutunya, termasuk Inggris, untuk angkat kaki dari Irak dan Suriah sebagai kampanye memerangi ISIS.
ANINGTIAS JATMIKA | CNN
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Ahok dan Gerindra | Pilkada oleh DPRD | IIMS 2014
Berita terpopuler lainnya:
Sembilan WNI Terjebak Banjir India
Intel AS dan Inggris Akses Data Telekom Jerman
Wanita Bernama Isis Minta Akronim ISIS Diganti
Berjalan Sambil Tidur, Seorang Pria Hampir Tewas