TEMPO.CO, Denver - Akibat berjalan saat tidur, seorang pria hampir kehilangan nyawa. Pira itu ditemukan tertidur di pinggir tebing setinggi 60 kaki oleh teman-temannya pada suatu pagi.
Kejadian ini menimpa Ryan Campbell, 27 tahun, penduduk Denver, Amerika Serikat. Saat itu dia sedang berkemah dengan teman-temannya. Untung saja tanaman rhododendron menahan tubuhnya sehingga tak jatuh ke jurang. Dia juga tak mengalami luka parah.
“Setiap penderita sleepwalking kehilangan ingatannya berjalan sambil tidur saat bangun,” ujar Sheila Tsai, dokter dari bagian Sleep Medicine National Jews Health Hospital, Denver, seperti dilansir ABC News.
Tsai mengatakan sleepwalking lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Hanya empat persen pengidap menderita penyakit itu hingga dewasa. Studi pada 2012 menyatakan hanya 3,6 persen orang dewasa Amerika yang mengidap sleepwalking.
Menurut Tsai, ada beberapa hal yang memicu orang dewasa tidur berjalan. Di antaranya stres, kurang tidur, alkohol, dan obat-obatan tertentu, seperti obat antidepresi. Tidur di lingkungan baru dan asing juga dapat memicu seseorang tidur sambil berjalan.
Dia mengatakan penderita tidur berjalan sebisa mungkin menghindari pemicu tersebut. Juga tidur di dekat senjata dan kunci mobil. “Meski begitu, pengidap tetap bisa berkemah. Hanya perlu ekstra waspada.”
Campbel mengatakan kelak dia lebih berhati-hati jika berkemah. Dia tak ingin tertidur di antara semak belukar di tebing lagi. Sambil bercanda, dia berkata, “Tak lucu jika teman-teman menemukanku dengan muka berantakan lagi.”
AMRI MAHBUB
Berita Terpopuler
7 Serangan Ahok yang Bikin Lulung Geram
Ahok Minta Lulung Diam, tapi Ada Syaratnya
SBY Bingung Disalahkan Soal RUU Pilkada
Soal RUU Pilkada, Amir: SBY Berpihak pada Akal Sehat