TEMPO.CO, Washington - Anggota pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS, yang belakangan berubah menjadi Islamic State/IS) saat ini diperkirakan mencapai 20.000-31.500 orang. Jumlah tersebut, menurut Badan Intelijen Amerika (CIA), di luar perkiraan sebelumnya, yang diduga hanya 10.000 orang.
"Di antara mereka yang berada di Suriah 15.000 berasal dari luar wilayah tersebut, 2.000 di antaranya berasal dari Barat," kata pejabat intelijen kepada kantor berita AFP, Kamis, 11 September 2014. (Baca: Liga Arab Sepakat Gempur ISIS Bersama)
Angka sebanyak itu diungkapkan CIA sehari setelah Presiden AS Barack Obama berjanji meningkatkan serangan terhadap basis pergerakan ISIS. Serangan akan dilakukan melalui gempuran udara di Suriah, dan memberikan dukungan baru kepada pasukan pemerintah Irak.
"Perkiraan CIA bahwa pendukung ISIS berjumlah 20.000-31.500 orang berdasarkan laporan dari berbagai sumber intelijen sejak Mei-Agustus 2014," kata Ryan Trapani, juru bicara CIA, dalam sebuah pernyataan. (Baca: Lagi, Militer Irak Rebut Bendungan dari ISIS)
Dia menambahkan, "Angka terbaru ini merefleksikan meningkatnya rekrutmen anggota sejak Juni 2014, menyusul kemenangan di sejumlah medan tempur dan deklarasi kekhalifahan."
Pejabat senior di CIA itu menaruh perhatian terhadap kehadiran pendukung ISIS dari luar kawasan yang memegang paspor Barat. Dikhawatirkan, sekembalinya dari Suriah dan Irak, orang-orang itu melakukan serangan ke Eropa dan Amerika Serikat.
Kelompok ISIS telah menguasai sebagian wilayah di Irak dan Suriah. Dalam mewujudkan cita-citanya, kelompok ini dikenal brutal dan tak sungkan memenggal kepala lawan-lawannya, bahkan membunuh ratusan warga minoritas Irak. Beberapa pekan ini, ISIS telah merilis video eksekusi terhadap dua jurnalis AS. (Baca: ISIS Eksekusi 770 Tentara Irak)
AL JAZEERA | CHOIRUL