TEMPO.CO, Srinagar - Situasi banjir di wilayah Kashmir yang dikuasai India semakin parah pada Senin, 8 September 2014. Sebagian besar Ibu Kota Srinagar terendam, sementara ratusan kota dan desa lainnya juga digenangi banjir. (Baca: Ratusan Orang Tewas Akibat Banjir Pakistan-India)
Para ahli khawatir banjir ini bisa meningkat hingga menjadi krisis kemanusiaan akibat kerusakan jalan, menara telekomunikasi, dan jaringan listrik, yang akhirnya memotong akses ke sejumlah wilayah. Ditambah lagi tanah longsor juga terjadi di sejumlah tempat.
"Kami menghadapi masalah komunikasi yang parah. Sebagian besar jaringan mati. Kami tidak dapat berkomunikasi dengan tim kami yang berada di wilayah yang dilanda banjir," kata O.P. Singh, Kepala Satuan Penanggulangan Bencana Nasional, kepada wartawan di New Delhi.
Siaran televisi lokal menunjukkan sejumlah kota dan desa yang banjir dengan puluhan ribu orang mengalami kekurangan air dan makanan serta menunggu evakuasi. Sejauh ini tercatat 160 orang telah meninggal dunia. Namun jumlah korban diperkirakan lebih tinggi karena banyak tempat yang tidak dapat diakses.
Pihak berwenang mengatakan operasi penyelamatan besar-besaran tengah berlangsung. Sebanyak 25 kapal telah diluncurkan menuju daerah banjir di Kota Srinagar untuk membawa warga keluar dari lokasi bencana. Pihak berwenang mengatakan lebih dari 5.100 orang telah diselamatkan dari banjir di desa dan kota.
ANINGTIAS JATMIKA | XINHUA
Terpopuler
Begini Cara Jack The Ripper Membunuh Korbannya
Jack The Ripper Ternyata Tukang Cukur Polandia
Naked Sushi, Makan Sushi di Tubuh tanpa Busana