TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan farmasi asal Inggirs, GlaxoSmithKline, tengah melakukan uji coba vaksin pencegah wabah ebola kepada manusia setelah sebelumnya vaksin itu diklaim efektif mengobati monyet yang terinfeksi. Ini adalah percobaan pertama vaksin uji coba itu kepada manusia untuk mempercepat ketersediaan pengobatan wabah mematikan ini.
"Ada kebutuhan vaksin yang sangat mendesak mengingat ebola yang semakin parah. Kami ingin memastikan bahwa vaksin ini aman dan mampu membuat sistem kekebalan tubuh kebal terhadap infeksi," kata dr. Anthony Fauci, direktur dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases, tempat melaksanakan uji coba, seperti dilaporkan ABC News, Rabu, 3 September 2014. (Baca: WHO: Dunia Menyepelekan Ebola)
Vaksin uji coba ini adalah hasil kerja sama GlaxoSmithKline dengan National Institutes of Health di Amerika Serikat. Berbeda dengan ZMapp yang mengobati infeksi, vaksin ini dikembangkan untuk mencegah ebola. (Baca: Uji Coba Vaksin Ebola Berhasil)
Fauci menjelaskan data hasil uji coba harus diselesaikan pada akhir tahun ini. Jika uji coba berhasil, GlaxoSmithKline berencana akan memproduksi 10 ribu dosis vaksin yang akan diberikan kepada petugas kesehatan di negara-negara yang terjangkit wabah ebola pada 2015 mendatang.
RINDU P. HESTYA | ABC NEWS
Berita Lain:
Makam Nabi Muhammad Akan Dipindahkan
Ini Alasan Pemindahan Makam Nabi Muhammad
Pria Ini Terlahir dengan Posisi Kepala Terbalik