TEMPO.CO, Manila - Tiga orang ditangkap terkait dengan penemuan sejumlah bom rakitan di sebuah mobil van yang terparkir di Bandara Ninoy Aquino pada Senin dinihari, 1 September 2014, waktu setempat. Menurut hasil penyelidikan, bom tersebut dirancang untuk gerakan anti-Cina. (Baca: Polisi Filipina Temukan Bom Mobil di Bandara)
“Mereka mengaku sebagai pembela rakyat Filipina dan menganggap Cina musuh,” kata Menteri Kehakiman Leila de Lima, seperti dikutip Channel News Asia, hari ini. Bom tersebut akan digunakan untuk meledakan Kedutaan Besar Cina di Filipina dan sejumlah pusat bisnis yang dikelola atau dimiliki warga Cina.
De Lima menuturkan para tersangka tampak sangat marah atas sikap pemerintah Filipina terhadap Cina yang dianggap terlalu lunak dalam sengketa klaim teritorial di Laut Cina Selatan. “Mereka ingin aksi ini membuat pemerintah menjadi lebih tegas atas sengketa dengan Cina,” ujarnya.
Namun, tutur De Lima, para penyidik tidak yakin maksud sebenarnya kelompok ini adalah untuk mengekspresikan kemarahan terhadap Cina. "Kami ingin tahu seberapa besar kelompok ini, apa kapasitas mereka untuk membuat semua kekacauan ini, dan apa saja agenda mereka yang sebenarnya," kata de Lima. "Apakah mereka sendiri atau ada (individu) di belakang mereka? Kami akan menyelidiki semua ini."
Tak hanya itu, De Lima menduga pemimpin kelompok tersebut memiliki persaudaraan rahasia dengan polisi dan tokoh militer yang telah dikaitkan dengan upaya kudeta pada 1980-an. Saat itu, militer berusaha menggulingkan Presiden Corazon Aquino. Namun sayang, usaha mereka gagal.
ANINGTIAS JATMIKA | CHANNEL NEWS ASIA
Terpopuler
Kibarkan Bendera Putih, Tentara Ukraina Dibantai
Gali Pasir di Pantai, Bocah Ini Tewas Tertimbun
Investasi Infrastruktur, Fokus Jokowi di G20