Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Isabel yang Terkubur Hidup-hidup di Pantai  

image-gnews
Wisatawan bermain pasir di Pantai Karanggongso, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Minggu (12/2). TEMPO/Hari Tri Wasono
Wisatawan bermain pasir di Pantai Karanggongso, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Minggu (12/2). TEMPO/Hari Tri Wasono
Iklan

TEMPO.CO, Oregon - Perhatian bagi para orang tua yang mengajak putra-putrinya bermain ke pantai. Pada Jumat, 29 Agustus 2014, terjadi sebuah peristiwa tragis yang menimpa seorang anak yang tengah bermain pasir di Pantai Oregon, Amerika Serikat. Anak tersebut terkubur hidup-hidup di dalam lubang pasir.

Adalah Isabel Grace Franks, 9 tahun, korban dari peristiwa tragis tersebut. Hari itu, ia dan keluarganya pergi ke Lincoln City dan berwisata ke Pantai Oregon. Pada sore harinya, Isabel bersama saudaranya bermain pasir di pantai. Mereka menggali pasir dan membuat sebuah lubang besar. Posisi Isabel kala itu berada di dalam lubang. Sedangkan saudaranya yang tidak disebutkan namanya ini berada di luar lubang.

Awalnya semua berjalan tenang, hingga akhirnya terdengar suara teriakan. Tracey Dudley, seorang tamu hotel yang berada tak jauh dari lokasi kejadian, mengaku mendengar suara teriakan seorang anak berkali-kali. "Kami mendengar suara teriakan. Awalnya kami mengira itu anak-anak yang sedang bermain-main dan bercanda. Tapi teriakan itu berulang kali," katanya.

Para pengunjung pantai yang berada di sekitar lokasi mencoba menolong Isabel sebisa mereka. Mereka berusaha menggali pasir yang mengubur Isabel. Namun, apa daya, pasir itu tetap berjatuhan ke titik lubang dan mengubur Isabel.

Tak lama, petugas kepolisian dibantu petugas dari dinas pemadam kebakaran datang ke lokasi dan berusaha mengeluarkan Isabel dari dalam lubang pasir yang menguburnya. Dipercaya Isabel terkubur di dalam lubang pasir sedalam 2-4 kaki selama 5-7 menit.

Ketika berhasil dikeluarkan, Isabel tak sadarkan diri dan tidak bernapas. Petugas berupaya memberinya bantuan CPR atau napas buatan, tapi tidak membuahkan hasil. Isabel akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Samaritan North Lincoln. Namun sayang, nyawa Isabel tidak dapat diselamatkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Petugas kepolisian Lincoln City, Brian Eskridge, menegaskan bahwa lumrah bagi anak-anak bermain pasir, membangun istana pasir, membuat lubang, dan sebagainya saat berada di pantai. Yang jarang disadari oleh orang banyak adalah sifat pasir yang apabila kita menggalinya, pasir itu akan kembali lagi ke pusat atau ke pusaran penggalian, sehingga kemungkinan "terkubur" sangat bisa terjadi. Tak hanya itu, sifat pasir juga menyebabkan proses penyelamatan korban yang terkubur menjadi sulit.

Kejadian yang dialami oleh Isabel merupakan peristiwa ketiga yang terjadi dalam tahun 2014. Sebelumnya, pada 23 Juni dan 21 Juli 2014, peristiwa serupa terjadi masing-masing di North Carolina of Outer Banks dan Half Moon Bay.

ANISA LUCIANA | ABC NEWS | CNN.COM | REUTERS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran