Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yahudi Ortodoks Diusir di Guatemala  

image-gnews
Polisi Israel berhadapan dengan Yahudi Ultra Ortodoks selama protes di penjara militer  kota utara Haifa, 9 Desember 2013.  REUTERS / Nir Elias
Polisi Israel berhadapan dengan Yahudi Ultra Ortodoks selama protes di penjara militer kota utara Haifa, 9 Desember 2013. REUTERS / Nir Elias
Iklan

TEMPO.CO, San Juan la Laguna - Sekelompok kaum Yahudi Ortodoks diusir dari desa terpencil di Guatemala setelah mereka terlibat konflik dengan warga. Sebelumnya mereka menetap di Kanada, kemudian pindah ke Guatemala karena merasa menemukan kawasan yang menghargai kebebasan beragama.

Kelompok Yahudi Ortodoks bernama komunitas Lev Tahor ini pada Jumat, 29 Agustus 2014 tampak mengemasi barang-barang mereka di San Juan la Laguna untuk diangkut dengan bus menuju Guatemala City, yang berjarak 150 kilometer dari kota itu, setelah selama berminggu-minggu bermusuhan dengan penduduk lokal.

Menurut laporan kantor berita AFP, Dewan Tetua Kota pada pekan lalu memaksa komunitas Yahudi meninggalkan kediaman mereka lantaran menyiksa penduduk asli dan wisatawan di daerah itu. (Baca: Helikopter Jatuh Tewaskan Calon Menteri Guatemala)

Warga setempat dalam keterangannya mengatakan kaum Yahudi Ortodoks, Lev Tahor, datang dari Kanada pada Maret 2014. Mereka menerapkan ajaran agama yang sangat ketat dan bentrok dengan pejabat pemerintahan.

Lev Tahor didirikan pada 1980-an oleh Israeli Shlomo Helbrans, sesuai dengan ajaran Yudaisme. Sayangnya pers tidak mendapatkan keterangan lebih lanjut karena Helbrans menolak diwawancarai wartawan. Adapun pemimpin Lev Tahor lainnya di San Juan, Rabbi Uriel Goldman, mempertanyakan pengusiran mereka. (Baca: Tiga Pemerkosa di Guatemala Dibakar Hidup-hidup)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Goldman yakin bahwa seluruh warga desa di Guatemala sangat bersahabat. Namun, pengusiran ini didorong oleh kelompok minoritas akibat konflik politik lokal. "Saya tak bisa mengerti mengapa mereka tidak menginginkan kami. Kami tidak melakukan sesuatu yang buruk di sini," ucap Goldman kepada Reuters.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Terpopuler:
Nasib Pasukan Asal Fiji di Suriah Belum Diketahui
Korban Ebola di Afrika Barat Mencapai 20 Ribu Jiwa
Pesawat Jatuh di Denver, Semua Penumpang Tewas
Anjing Ini 17 Ribu Kali Gagal Diadopsi, Kenapa?
William dan Kate Middleton Nyaru Jadi Warga Sipil

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Seluruh Kabinet Tes Virus Corona Setelah Presiden Guatemala Positif Covid-19

19 September 2020

Presiden Guatemala Alejandro Giammattei saat menyaksikan konferensi pers dengan Michael Kozak, penjabat asisten sekretaris untuk Biro Urusan Kawasan Barat Departemen Luar Negeri AS, di Guatemala City, Guatemala 7 Februari 2020. [REUTERS / Luis Echeverria]
Seluruh Kabinet Tes Virus Corona Setelah Presiden Guatemala Positif Covid-19

Presiden Guatemala Alejandro Giammattei pada Jumat mengumumkan dirinya positif Covid-19 ketika Guatemala melonggarkan pembatasan perjalanan.


Menteri Kesehatan Guatemala dan 3 Wakilnya Dicopot

20 Juni 2020

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock
Menteri Kesehatan Guatemala dan 3 Wakilnya Dicopot

Menteri Kesehatan Guatemala dan tiga wakilnya di kementerian dicopot setelah dihujani kritik soal penanganan Covid-19 di negara itu.


18 Staf dan Pengawal Presiden Guatemala Terinfeksi Covid-19

8 Juni 2020

Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei. Reuters/DW
18 Staf dan Pengawal Presiden Guatemala Terinfeksi Covid-19

Presiden Guatemala mengatakan akan bekerja secara terpisah setelah staf dan pengawal terinfeksi Covid-19..


Kelaparan karena Lockdown, Warga Guatemala Kibarkan Bendera Putih

22 Mei 2020

Warga lingkungan Las Victorias, kebanyakan dari mereka adalah pedagang, mengibarkan bendera putih sebagai tanda meminta makanan karena lockdown yang diberlakukan pemerintah untuk menghentikan pergerakan orang karena wabah penyakit virus corona (Covid-19), di Soyapango, El Salvador 19 Mei , 2020. [REUTERS / Victor Pena]
Kelaparan karena Lockdown, Warga Guatemala Kibarkan Bendera Putih

Warga di Guatemala dan El Salvador mengibarkan bendera putih di pinggir jalan sebagai tanda kelaparan karena lockdown ketat virus corona.


Virus Corona, Ratusan Imigran Guatemala dari Amerika Dikarantina

19 April 2020

Ilustrasi virus Corona. REUTERS/Dado Ruvic
Virus Corona, Ratusan Imigran Guatemala dari Amerika Dikarantina

Lebih dari 200 imigran asal Guatemala yang dideportasi dari Amerika dikarantina massal di sebuah gedung olahraga untuk mencegah virus corona.


Presiden Guatemala Akan Pertahankan Kedutaan Besar di Yerusalem

15 Januari 2020

Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei. Sumber: Yoni Kempinski/israelnationalnews.com
Presiden Guatemala Akan Pertahankan Kedutaan Besar di Yerusalem

Presiden Guatemala yang baru akan mempertahankan kantor kedutaan besar Guatemala di Yerusalem.


Guatemala Buka Kedubes di Jakarta

10 Desember 2019

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memotong pita bersama Menlu Guatemala, Sandra Jovel Polanco, saat pembukaan kembali kantor kedubes Guatemala di Gedung WTC I, Jalan Sudirman, Jakarta. Budi Riza/Tempo
Guatemala Buka Kedubes di Jakarta

Pemerintah Guatemala ingin meningkatkan hubungan ekonomi, politik dan pendidikan dengan Indonesia.


Mantan Menteri di Guatemala Kena Blacklist Amerika Serikat

4 Desember 2019

Mantan Menteri Infrastruktur, Komunikasi dan Perumahan Guatemala, Alejandro Sinibaldi. Sumber: Prensa Libre: Hemeroteca PL/prensalibre.com
Mantan Menteri di Guatemala Kena Blacklist Amerika Serikat

Alejandro Sinibaldi, mantan menteri dari Guatemala dikenai sanksi oleh Amerika Serikat setelah diduga terlibat dalam korupsi.


Eks Tentara Elit Guatemala Dihukum Lebih dari 5000 tahun Penjara

25 November 2018

Mantan pasukan khusus Guatemala Santoz Lopez Alonzo dihukum 5190 tahun penjara karena melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap ratusan orang tahun 1962.
Eks Tentara Elit Guatemala Dihukum Lebih dari 5000 tahun Penjara

Seorang mantan tentara patroli elit Guatemala, Kaibiles, dijatuhi hukuman lebih dari 5000 tahun penjara setelah terbukti membunuh ratusan gerilyawan.


Dituding Gelapkan Triliunan Rupiah, Eks Wapres Guatemala Dibui

11 Oktober 2018

Presiden Guatemala, Otto Perez Molina. Saul Martinez/Bloomberg via Getty Images
Dituding Gelapkan Triliunan Rupiah, Eks Wapres Guatemala Dibui

Eks Wapres Guatemala, Roxana Baldetti, dijatuhi hukuman 15 tahun penjara setelah dinyatakan terlibat penggelapan uang triiliunan rupiah.