TEMPO.CO, Den Haag - Tim forensik dari Belanda berhasil mengidentifikasi 173 korban kecelakaan pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh di wilayah timur Ukraina yang bergejolak pada 17 Juli lalu.
Mengutip laporan BBC hari ini, tim forensik menyatakan mereka tidak mampu menggunakan sidik jari atau catatan gigi untuk mengindentifikasi korban lainnya sehingga harus menggunakan DNA. (Baca: Tim DVI Polri Telah periksa 157 Jasad Korban MH17)
Wim Heijnen dari Badan Forensik Belanda (NFI) yang tergabung bersama lebih dari 200 orang ahli forensik internasional mengatakan tugas mengidentifikasi korban sekarang semakin sulit. Diperkirakan proses identifikasi akan menghabiskan waktu hingga berbulan-bulan. (Baca: 20 Jasad Korban Pesawat MH17 Tiba di Malaysia)
Menurut penuturan Heijnen, banyak sampel DNA yang dikumpulkan dari lapangan ternyata tidak berhubungan dengan para korban. Sampel itu kemungkinan besar berasal dari pekerja penyelamat. Tak hanya itu, sebagian jenazah juga sangat hangus sehingga semakin sulit untuk mendapatkan sampel yang baik. (Baca: Ke Lokasi MH17, Tim Investigasi Dilarang Bersenjata)
Sebanyak 298 orang, sebagian besar berasal dari Belanda, tewas dalam kecelakaan MH17 yang bertolak dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur itu jatuh di wilayah Donetsk yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia. Diduga kuat pesawat tersebut ditembak jatuh dengan rudal.
ANINGTIAS JATMIKA | BBC
Terpopuler
Lawan Rokok, Bloomberg Sumbang Rp 385 Triliun
Surat Terakhir James Foley untuk Keluarganya
Seribu Lebih Anak di Inggris Diperkosa dan Dijual