TEMPO.CO, Khartoum - Helikopter milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ditembak jatuh oleh kelompok pemberontak saat memasuki wilayah Sudan selatan, Selasa, 26 Agustus 2014. Akibat dari kejadian ini, tiga orang tewas dan satu orang selamat.
"Semua awak yang berada di di dalam helikopter itu adalah orang Rusia. Kami sedang menyelidiki penyebab kejadian ini," kata pihak PBB, seperti dilaporkan AP, Selasa, 26 Agustus 2014. (Baca: PBB Kutuk Meluasnya Kerusuhan di Sudan Selatan)
Juru bicara gubernur negara bagian Sudan di Northern Bahr el-Ghazal, Akol Ayom Wek, mengatakan bahwa komandan pemberontak, Peter Gadet, telah memberikan peringatan kepada pilot helikopter jenis Mi-8 itu agar tak melewati wilayah tersebut sejak Ahad lalu. "Pasukan Gadet menembak helikopter dengan roket granat," kata Wek.
Sudan selatan memang tengah mengalami konflik sejak Desember lalu. Konflik ini terjadi antara kelompok pemberontak yang setia kepada mantan Wakil Presiden Riek Machar dengan militer presiden yang baru, Salva Kirr. (Baca: Sudan Menghukum Mati Perempuan Murtad)
Penembakan helikopter itu terjadi satu hari setelah kedua belah pihak yang berseteru menandatangani perjanjian gencatan senjata di Ethiopia. Perjanjian ini akan memberlakukan gencatan senjata selama 45 hari.
Ribuan orang tewas sepanjang tahun ini karena pertempuran sengit antara militer Sudan dengan para pemberontak. Menurut laporan, kehadiran PBB di Sudan adalah untuk memberikan bantuan makanan kepada 1,8 juta orang yang meninggalkan rumah akibat perang sejak Desember lalu.
RINDU P. HESTYA | AP
Berita Lain:
Khadijah, Militan Wanita Pertama ISIS Asal Inggris
Ini 8 Anggota ISIS yang Mirip Pemenggal Jurnalis AS
Ini Skenario Inggris Buru Pemenggal James Foley