TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan suami-istri, Peter dan Netty Hazell, bagai mendapat durian runtuh. Bagaimana tidak, kala itu, Ahad, 24 Agustus 2014, entah bagaimana seekor domba tiba-tiba saja berada di pekarangan rumah mereka di daerah Midland, Tasmania, Australia. Domba itu terlihat begitu besar, dengan bulunya yang sangat tebal. Saking tebalnya, mata si domba sampai tertutupi. Menyadari bahwa domba tersebut bukanlah peliharaan mereka, mereka pun memutuskan untuk menangkapnya.
Tanpa kesulitan Peter Hazell berhasil menangkap domba tersebut. "Domba itu tidak dapat melihat dengan baik karena matanya tertutupi oleh bulunya. Jadi aku mengendap-endap di belakangnya dan menangkapnya," ucap Peter. Peter dan Netty pun menamainya Shaun, terinspirasi dari nama tokoh hewan pada suatu acara televisi anak-anak.
Shaun adalah seekor domba jantan jenis merino berumur 6 tahun. Ia diperkirakan berasal dari daerah Pantai Timur Tasmania. Dilihat dari kondisi bulunya, diperkirakan sudah 6 tahun ia hidup liar menyusuri daerah Tasmania, dan artinya selama itu pula bulunya tidak dicukur. Tak heran ia berbulu sangat tebal. Netty Hazell memperkirakan berat bulu Shaun bisa mencapai 20 kilogram.
Selanjutnya, pasangan suami-istri Hazell berencana untuk mengikutkan Shaun dalam kompetisi untuk memecahkan rekor domba berbulu tertebal di dunia. Saat ini, rekor tersebut masih dipegang oleh domba asal Selandia Baru bernama Shrek.
ANISA LUCIANA | ABC.NET.AU