TEMPO.CO, Gaza - Pejuang veteran Hamas, Saleh al-Arouri, mengakui bahwa mereka berada di balik penculikan tiga remaja Israel pada Juni lalu, yang akhirnya memicu konflik berdarah di Gaza. Konflik masih berlangsung hingga saat ini dan menewaskan ribuan jiwa. (Baca: Tiga Remaja Israel Diculik Saat Pulang Sekolah)
“Ada banyak spekulasi tentang operasi ini. Beberapa mengatakan bahwa itu adalah konspirasi,” kata Saleh kepada delegasi pertemuan International Union of Islamic Scholars di Istambul, Turki, pada Rabu lalu, seperti dikutip Reuters, Kamis, 21 Agustus 2014.
Menurut pernyataan Saleh, salah satu sayap Hamas, Brigade Qassam, bertanggung jawab atas penculikan tiga remaja Israel itu. Masing-masing adalah Eyal Yifrach, 19 tahun; Gilad Sha’ar, 16; dan Naftali Fraenkel, 16, di Tepi Barat pada 12 Juni lalu.
“Itu merupakan bagian dari aksi mogok makan para tahanan (warga Palestina yang ditahan Israel),” ujar Saleh. (Baca: Hamas: Israel Membunuh Tiga Komandan Kami)
Di lain pihak, hingga saat ini pihak Hamas menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal tuduhan Israel bahwa mereka mendalangi penculikan remaja Israel tersebut. Aksi penculikan itu dibalas dengan pembunuhan dan pembakaran terhadap remaja Palestina, yang akhirnya memicu saling-serang antara Hamas dan Israel. (Baca: Israel Bersumpah Lanjutkan Gempur Gaza)
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Terpopuler
Wartawan Dipenggal ISIS, AS Luncurkan 14 Serangan
Penyebab AS Gagal Selamatkan James Foley dari ISIS
Suriah Negara Paling Berbahaya bagi Wartawan