TEMPO.CO, Mosul - Pemerintah Amerika Serikat menggencarkan serangan terhadap militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang kini dikenal dengan nama Negara Islam. Hal itu dilakukan untuk menyikapi pemenggalan wartawan Amerika Serikat James Foley. Begitu melihat video pemenggalan yang dirilis Selasa lalu, AS langsung meluncurkan serangan udara sehari setelahnya. (Baca: ISIS Rilis Video Pemenggalan Wartawan AS)
Mengutip laporan The Guardian, Rabu, 20 Agustus 2014 kemarin, Pusat Komando Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa pihaknya telah meluncurkan 14 serangan udara baru ke wilayah ISIS. (Baca: Kasus Wartawan ISIS, Obama: ISIS seperti Kanker)
Serangan ini, menurut pernyataan itu, menargetkan sejumlah wilayah di dekat bendungan Mosul yang diduga menjadi tempat persembunyian militan ISIS. Sebelumnya, bendungan ini berhasil direbut kembali oleh pasukan Kurdi dengan bantuan AS dari tangan militan ISIS. Bendungan utama pemasok air dan listrik di wilayah utara Irak itu berada di bawah kendali ISIS sejak 7 Agustus lalu. (Baca: Pasukan Kurdi Rebut Bendungan Mosul dari ISIS)
Namun demikian, belum ada konfirmasi apakah serangan tersebut berhasil melumpuhkan militan ISIS yang berada di sekitar bendungan Mosul.
Sementara itu, dalam serangan merebut kembali bendungan, AS juga mengaku telah merusak atau menghancurkan 19 kendaraan serta pos-pos penjagaan milik ISIS. Setelah bendungan Mosul direbut, AS kemudian menargetkan untuk membersihkan pasukan bersenjata ISIS dari Pegunungan Nineveh dan Sinjar untuk menjamin kembalinya kaum minoritas etnis Yazidi yang terus diserang ISIS. (Baca: Terdesak ISIS, Etnis Yazidi Mengungsi ke Suriah)
ANINGTIAS JATMIKA | THE GUARDIAN | BBC
Terpopuler
Arab: ISIS Musuh Nomor Satu Umat Islam
Terdesak ISIS, Bocah Cacat Ditemukan di Gurun
Perlakuan ISIS ke Perempuan dan Anak-anak Yazidi