TEMPO.CO, Nairobi – Wabah virus ebola yang menyerang Afrika Barat membuat sejumlah negara terus meningkatkan kewaspadaan. Pada Rabu lusa, 20 Agustus 2014, Kenya akan menutup perbatasan darat dengan tiga negara yang telah terjangkit ebola, yakni Guinnea, Liberia, dan Sierra Leone.
Dikutip dari laporan BBC, Ahad, 17 Agustus 2014, Menteri Kesehatan Kenya James Wainaina Macharia mengatakan pengecualian hanya diberikan kepada warga negara Kenya dan petugas medis yang terbang dari negara-negara tersebut.
Tak hanya itu, maskapai nasional Kenya Airways juga akan menghentikan penerbangan ke Liberia dan Sierra Leone ketika larangan ini berlaku pada Rabu mendatang. Meski demikian, James W. Macharia mengatakan risiko transmisi ebola selama penerbangan cukup rendah. (Baca: Tangkal Ebola, Korean Air Stop Terbang ke Kenya)
Upaya menutup perbatasan ini dilakukan sebagai pencegahan penyakit virus ebola yang berawal di Guinea pada Februari lalu. Dan sejak saat itu, virus ini juga menyebar ke Liberia, Sierra Leone, dan Nigeria.
Adapun keempat negara tersebut telah mengumumkan status darurat terkait dengan penyebaran ebola, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Kenya menghadapi “risiko tinggi” ebola karena merupakan pusat transportasi. (Baca: WHO Umumkan Ebola Darurat Kesehatan Internasional)
Jumat lalu, angka kematian akibat virus ebola meningkat menjadi 1.145 setelah WHO melaporkan 76 kasus kematian baru dalam dua hari pada 13 Agustus lalu. Laporan menyebutkan jumlah kasus ebola mencapai 2.127. (Baca: WHO: Korban Tewas Virus Ebola Tembus 1.000 Orang)
Sebelumnya Kementerian Kesehatan Kenya menyatakan hasil tes terhadap empat kasus ebola di negara tersebut negatif. Kasus itu dialami dua warga Nigeria, satu orang dari Liberia, dan Zimbabwe.
ANINGTIAS JATMIKA | BBC
Terpopuler
Tolak Baiat ISIS, 700 Warga Sheitat Dipenggal
Cara Kristiani Tangkal ISIS di Media Sosial
Amerika Diguncang Kerusuhan Berbau Rasis