TEMPO.CO, Jakarta - Gereja Katolik Korea Selatan memprediksi kemungkinan adanya ekspansi agama Katolik di Korea seusai kunjungan Paus Fransiskus ke Negeri Ginseng. Katolik merupakan agama terbesar di Korea Selatan setelah Buddha dan Kristen dengan umat sebanyak 5,44 juta.
Menurut data asosiasi gereja Korea, penganut Katolik mencapai 10,4 persen dari total penduduk. Dalam kurang dari 50 tahun, umat Katolik telah meningkat 1-10 persen hari ini. Pihak berwenang mengharapkan angka tersebut terus bertambah hingga 20 persen pada 2020.
Lee Young-sik pemimpin media Gereja Katolik Korea Selatan, berharap jumlah umat Katolik dapat ditingkatkan seusai kunjungan Paus, meski efeknya tak akan dapat terlihat dalam jangka pendek. “Memang benar bahwa jumlah umat Katolik di sini telah meningkat pesat hingga dua persen per tahun, tapi akan memakan waktu lama untuk melihat efek kehadiran Paus. Dibutuhkan waktu enam bulan bagi pendatang baru untuk dibaptis,” kata Lee, seperti dikutip dari KoreaTimes, Jumat, 15 Agustus 2014.
Lee menjelaskan, pesatnya peningkatan jumlah umat Katolik tidak hanya berkat tokoh masyarakat, tapi juga upaya seluruh lingkaran Katolik yang mengispirasi orang lain. Park Ii-hoon, 32 tahun, penganut Katolik di Yongin, Provinsi Gyeonggi, juga mengharap peningkatan jumlah penganut Katolik. “Dia (Paus) sangat populer di Korea Selatan dan banyak orang yang mencintainya, baik umat Katolik maupun bukan. Saya sangat yakin kunjungannya akan menginspirasi banyak orang untuk mengimani Katolik,” katanya.
Meski demikian, seorang uskup, Yoo Gyeong-chon, mengatakan ekspansi agama Katolik bukan prioritas Gereja Katolik Korea Selatan. Pesan penting dari kunjungan Paus Fransiskus, dia melanjutkan, yakni masyarakat mendengar dan melaksanakan pesan-pesan perdamaian dan keadilan sosial. “Pertumbuhan jumlah pengikut Katolik akan menjadi hasil yang positif dari perjalanan sejarah Katolik di Korea,” kata Yoo Gyeong-chon. "Tetapi kita tidak berfokus pada hal itu."
PRASETYO DHARMA
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Ketua Gerindra Laporkan Metro TV, Detik, dan Tempo
Jokowi: Wajar Ada Beda Pendapat Soal Hendropriyono
Rumah Novela Dirusak karena Apa?