TEMPO.CO, Kairo – Bekas Presiden Mesir terguling Hosni Mubarak membantah bahwa ia bertanggung jawab atas kematian 850 demonstran pada pemberontakan Mesir 2011 lalu. Mubarak menyatakan kepada pengadilan bahwa ia tidak pernah menjatuhkan perintah untuk membunuh mereka. (Baca: Korupsi, Mubarak Divonis Tiga Tahun Penjara)
“Saya, Mohammed Hosni Mubarak, yang berdiri di depan Anda hari ini, tidak pernah menurunkan perintah untuk melakukan pembunuhan demonstran,” kata Mubarak dalam pidato pertamanya di pengadilan Kairo, seperti dikutip Al Jazeera, Rabu, 13 Agustus 2014. (Baca: Dakwaan Baru, Mubarak Dituduh Terlibat Penggelapan)
Dalam pernyataan itu, Mubarak dengan tegas menyatakan lelah melawan musuh dari Tanah Airnya sendiri. “Saya tidak pernah menyerukan pembunuhan seorang warga negara Mesir dalam keadaan apa pun. Saya tidak pernah menjatuhkan perintah yang menyebabkan anarki dan kekosongan politik,” ujar Mubarak.
Mubarak berkuasa di Mesir sejak 1981 lalu, mengambil alih setelah Presiden Anwar Sadat dibunuh. Hingga pada Januari 2011, puluhan ribu warga Mesir turun ke Tahrir Square, menuntut lebih banyak pekerjaan, demokrasi, dan menuntut Mubarak mundur.
ANINGTIAS JATMIKA | AL JAZEERA
Terpopuler
Ogah Lawan ISIS, Amerika Kirim Tentara ke Irak
Presiden Sibuk Beli Senjata, Rakyatnya Kelaparan
Filipina Tangkap Jenderal Penculik Aktivis