TEMPO.CO, Bagdad – Presiden Irak Fuad Masum meminta wakil ketua parlemen, Haider al-Abadi, untuk membentuk pemerintahan baru. Sebelumnya, Abadi juga dicalonkan partai-partai Syiah untuk menjadi perdana menteri menempati posisi Nouri Al Maliki yang saat ini berkuasa.
Mengutip laporan BBC, Selasa, 12 Agustus 2014, Maliki justru menyatakan pencalonan Abadi merupakan suatu pelanggaran terhadap undang-undang dasar. Sebab, pada April lalu, Maliki mendapat kursi terbanyak di parlemen. Namun sayang parlemen tidak mencapai kesepakatan untuk menetapkannya kembali menjadi perdana menteri. (Baca: Al-Maliki pecat Menteri Luar Negeri Irak)
Di Bagdad, lewat pidatonya, Presiden Masum telah menyatakan bahwa dirinya berharap Abadi akan membentuk sebuah pemerintahan yang dapat "melindungi rakyat Irak".
"Negara ini sekarang ada di tangan Anda," kata Masum kepada Abadi, seperti dikutip dari kantor berita Prancis AFP. Setelah pencalonannya ini, Abadi kemudian meminta warga Irak untuk bersatu dalam perang melawan milisi Negara Islam yang dulu dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
Para pengamat mengatakan pencalonan dan dukungan presiden terhadap Abadi merupakan suatu ejekan terbuka terhadap Maliki. Ia memang telah mendapat tekanan untuk mundur terkait meningkatnya gerakan militan ISIS. (Baca: PM Irak Pecat Komandan Senior)
ANINGTIAS JATMIKA | BBC
Terpopuler
PBB Akan Selidiki Kejahatan Perang Israel di Gaza
Pastor Asal Spanyol Meninggal karena Ebola
AS Kirim Obat Penangkal Ebola ke Afrika Barat