TEMPO.CO, Gaza - Gencatan senjata kembali disepakati antara Israel dan faksi Hamas di Jalur Gaza, Palestina. Kali ini penghentian aksi saling serang disepakati berlangsung 72 jam. Kesepakatan yang dimulai pada Ahad malam, 10 Agustus 2014, dicapai setelah proses mediasi oleh Mesir.
Beberapa menit sebelum gencatan senjata dimulai, milisi Hamas mengklaim telah menembakkan beberapa roket ke arah Israel tepatnya Tel Aviv. Serangan Israel juga masih terjadi saat itu. Situs Ynet menyebut Pasukan Keamanan Israel menewaskan seorang milisi Palestina di terowongan Gaza sebelum gencatan senjata.
Kesepakatan gencatan senjata ini cukup mengejutkan karena pada akhir pekan lalu pembicaraan kedua pihak cenderung tegang. Kementerian Luar Negeri Mesir mendesak Israel dan Palestina melanjutkan perundingan serta mengusahakan gencatan senjata yang komprehensif dan berjangka panjang.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon juga berharap Israel dan Palestina membuka peluang gencatan senjata demi penduduk sipil dan titik awal menghentikan duka di kedua pihak. Gencatan senjata menjadi waktu masuknya bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza. (Baca: Ronaldo Donasikan Sepatu Emas untuk Anak-anak Gaza)
Perdana Menteri Israel Benjamin Nentanyahu memperingatkan bahwa operasi militernya tidak akan berhenti sampai ada perpanjangan gencatan senjata. “Israel tidak akan bernegosiasi dalam suasana tembak-menembak,” katanya dalam rapat kabinet.
Sejauh ini, serangan Israel yang dimulai 8 Juli itu sudah memakan 2.000 korban jiwa. Sebanyak 1.900 di antaranya adalah penduduk sipil Palestina. Sedangkan di pihak Israel, 67 tentara dan tiga warga sipil tewas.
BBC | ATMI PERTIWI
Berita Lainnya:
Dua Bulan Diculik ISIS, Bocah Ini Berhasil Kabur
Pasangan Australia Salahkan Ibu Pengganti Thailand
Hanya 9 Orang Selamat dari Kecelakaan Pesawat Iran
Siapa Bocah Australia Pendukung ISIS?
Erdogan Terpilih sebagai Presiden Turki