TEMPO.CO, London - Perdana Menteri Inggris David Cameron memuji serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap pejuang Negara Islam Irak dan Suriah di Utara Irak, Jumat. Namun seorang juru bicara Downing Street mengatakan Inggris "tidak merencanakan intervensi militer".
Sebaliknya, Inggris mengatakan akan mengambil bagian dalam misi kemanusiaan di Irak. Cameron mengatakan itu adalah tugas dunia untuk membantu minoritas agama "di saat mereka sangat membutuhkan". Manun ia belum merinci seperti apa bantuan kemanusiaan yang direncanakan. (Baca:Pasukan AS Gempur Pertahanan ISIS di Irak)
Pesawat tempur Amerika Serikat membom militan Islam di luar ibukota Kurdi, Irbil, Jumat. Banyak kalangan menyebut tindakan ini menarik AS kembali ke dalam konflik Irak untuk pertama kalinya sejak Presiden Barack Obama menarik pasukan pada tahun 2011.
Setelah serangan awal di luar kota, militer AS meluncurkan putaran kedua dan ketiga pada hari berikutnya.(Baca:Bahas ISIS, DK PBB Gelar Sidang Darurat)
Serangan pertama terbatas di sekitar Irbil untuk mengurangi tekanan intens pada pejuang Kurdi yang didukung AS. Gedung Putih mengisyaratkan mereka bisa memperluas komitmen militernya.
Bom yang dipandu laser pertama dijatuhkan di sore hari oleh dua jet tempur yang diterbangkan dari sebuah kapal induk di Teluk. Mereka menargetkan pejuang ISIS yang memerangi pejuang Kurdi.
Setelah jeda beberapa jam, gelombang kedua dan ketiga bom dilanjutkan pada malam hari dengan serangan di luar Irbil, kota terbesar di wilayah otonomi Kurdistan dengan populasi 1,5 juta jiwa. Kota ini juga menjadi lokasi pengungsian setelah kerusuhan di berbagai wilayah di Irak.
Drone memukul posisi ISIS di dekat kota tiga jam setelah serangan bom dengan jet tempur, Pentagon mengatakan. Serangan tentara tanpa awak ini membunuh beberapa militan ISIS.
Lebih dari satu jam kemudian, empat FA-18 Super Hornets menabrak sebuah kendaraan ISIS yang berkonvoi di dekat kota. Dua lainnya menjadi sasaran bom pesawat tempur.(Baca:ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya)
Seorang koresponden Associated Press di tempat kejadian melaporkan enam bom yang dijatuhkan di depan di Khazer, kamp pengungsi untuk warga Arab Irak di luar Irbil. Pejuang Kurdi yang dikenal sebagai Peshmerga telah diperintahkan untuk menarik diri dari posisi mereka sebelum serangan dimulai.
Beberapa jam sebelumnya, pesawat angkut militer AS melancarkan operasi paralel untuk menjatuhkan makanan dan air untuk 40.000 warga sipil, sebagian besar warga Kurdi aliran Yazidi, yang terkepung di Gunung Sinjar, di tepi barat batas Kurdistan dengan Irak. Bantuan itu datang setelah laporan bahwa anak-anak pengungsi banyak yang meninggal karena kehausan.
AP | INDAH P
Baca juga:
Dua Jurnalis Prancis di Papua Jadi Tersangka
Wikipedia Tolak Hapus Foto Selfie Monyet Indonesia
Mobil Logistik Massa Prabowo Hampir Diderek Polisi
Adnan Buyung: Penambahan Materi Baru Tidak Adil