TEMPO.CO, Erbil - Sehari setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengumumkan perang melawan kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak, sejumlah pesawat militer AS telah meluncur ke kawasan utara Irak.
Kementerian Pertahanan AS mengatakan pesawat-pesawat tempur itu diperintahkan menuju Kota Erbil di Irak utara untuk bertempur bersama pasukan Kurdis melawan ISIS.
Dalam pernyataan militer AS, pesawat-pesawat tipe F/A-18 dengan membawa ratusan kilogram bom terbang ke Irak utara. Dua pesawat F/A-18 telah menggempur konvoi ISIS serta merusak kendaraan dan persenjataan kelompok ekstremis pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu di Erbil.
Sedangkan ulama Syiah Irak, Ayatollah Ali Sistani, menyerukan seluruh warga Irak bersatu melawan ancaman ISIS. "Semua warga Irak harus bersatu dan terus berjuang menghadapi bahaya besar yang mengancam mereka hari ini dan yang akan datang," kata Sistani. (Baca: ISIS Kuasai Pangkalan Militer Utama Suriah)
Selain bertempur, AS juga mengirim bantuan kemanusiaan melalui udara kepada warga Irak. Pasukan tempur AS kembali hadir di Irak setelah penarikan seluruh pasukannya pada 2011 untuk mengakhiri perang selama satu dekade di negara tersebut.
Keputusan Obama mengirim pasukannya kembali ke Irak untuk melawan ISIS menuai kritik. Mantan Duta Besar AS di Bagdad, Ryan Crocker, menuturkan pengiriman pasukan tempur ke Irak tidak akan mengubah konflik di negara itu.
Ryan justru mempertanyakan strategi Obama yang 2,5 tahun lalu memutuskan menarik pasukannya dari Irak. "Saya tidak tahu apa strategi mereka." (Baca: Bahas ISIS, DK PBB Gelar Sidang Darurat)
AL JAZEERA | REUTERS | MARIA RITA
Baca juga:
Polisi Akan Bekukan Aset Para Penyebar ISIS
NU Serukan ISIS Harus Dibasmi
Jakarta Berawan Sepanjang Hari
Pesan Ibunda Kepada Marshanda