TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia memindahkan fungsi KBRI di Tripoli, Libya, ke Djerba, Tunisia, akibat situasi keamanan yang memburuk di negeri itu.
“Memang kondisi semakin memprihatinkan, semua kedutaan asing sudah ditutup. Apalagi KBRI kita sangat dekat lokasinya dengan tempat pertempuran. Melihat situasi itu, maka kemarin kita putuskan fungsi KBRI direlokasi ke Tunis,” kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa seusai bertemu Menteri Luar Negeri Kanada John Baird di Jakarta, Selasa, 5 Agustus 2014. (Baca: Inggris Evakuasi 108 Warganya dari Libya)
Menurut Marty, pemindahan itu dilakukan setelah KBRI merelokasi 152 WNI ke luar Libya melalui Tunis. Meski demikian KBRI tidak ditutup. Masih ada dua staf yang berjaga-jaga, kalau-kalau ada WNI yang masih ingin diungsikan. (Baca: AS Evakuasi Staf Kedutaannya di Libya ke Tunisia)
Hingga kini di Libya masih terdapat 39 WNI yang tidak ingin dipulangkan. Antara lain karena sudah mengungsi, menikah dengan warga setempat, dan ada pula yang menjadi anak buah kapal dan sedang berada di laut lepas. (Baca: Filipina Pulangkan 13 Ribu Warganya dari Libya)
Marty menegaskan pihak Kemlu atau perwakilan tetap membuka pintu jika mereka berubah pikiran. “Jadi kita tidak bisa tutup KBRI sampai tidak ada lagi WNI di sana. Tetapi KBRI-nya sudah dipindahkan ke Tunis, tepatnya Djerba sekitar 300 km dari Tripoli,” pungkas Marty.
NATALIA SANTI
Berita lainnya:
Gencatan Senjata Gaza, Israel Tarik Pasukan Darat
Di Gaza, Warga Kuburkan Jasad di Kulkas
Isis Kuasai Kota Pertama di Libanon
Palestina Menuduh Israel Batalkan Gencatan Senjata