TEMPO.CO, Moskow - Pemerintah Rusia telah mengumumkan serangkaian larangan impor makanan dari negara-negara Eropa. Kremlin juga mengeluarkan larangan terhadap impor unggas dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Namun, pemerintah Rusia menegaskan larangan tersebut hanya karena alasan masalah kesehatan, bukan pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat kepada Rusia baru-baru ini. (Baca: Rusia Kena Sanksi, 27 Ribu Turis Telantar)
Daftar makanan dari negara-negara Barat yang dilarang oleh Rusia terus bertambah, dan kini mencakup berbagai produk unggas, susu, dan sayuran. Sejak Moskow mengeluarkan larangan terhadap buah dan sayuran Polandia beberapa hari lalu, petani apel Polandia telah mengalihkan ekspor produknya ke Uni Eropa. Larangan itu membuat petani apel Polandia kehilangan setengah dari total pasar ekspor mereka.
Wakil Ketua Komite Duma (parlemen) Rusia Urusan Industri, Vladimir Gutenev, mengatakan apel-apel yang dibawa dari Polandia atau negara lain disimpan dalam lemari pendingin untuk waktu yang sangat lama. "Ini menimbulkan pertanyaan, apakah buah-buah itu benar-benar bukan hasil rekayasa genetik, yang tentu saja bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan masyarakat," kata dia seperti dilansir Channel News Asia, Selasa, 5 Agustus 2014.
Melarang masuk produk dari suatu negara karena alasan politik dianggap sebagai pelanggaran aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dan larangan produk impor yang dikeluarkan Rusia tersebut diberlakukan hanya beberapa hari setelah negara-negara Barat menjatuhkan sanksi. Beberapa eksportir menuduh Rusia menggunakan jalur perdagangan luar negeri untuk konflik politik melalui cara yang disebut sebagai "sepak bola politik". (Baca: Obama dan Empat Pemimpin Eropa Hukum Rusia)
Baca Juga:
Kantor kepresiden Rusia, Kremlin, membenarkan adanya larangan terhadap unggas dari Amerika Serikat. Larangan itu diberlakukan setelah pengawas makanan Rusia menemukan adanya tanda-tanda penggunaan antibiotik selama proses pengiriman.
Saat ini Rusia merupakan importir daging ayam broiler Amerika Serikat terbesar kedua di dunia. Pelarangan produk unggas oleh Rusia memaksa produsen daging ayam Amerika Serikat mencari negara alternatif lain.
Sementara itu, beberapa perwakilan industri daging Rusia melihat larangan terhadap produk unggas dari Amerika Serikat dan Uni Eropa tersebut sebagai kesempatan untuk mengembangkan industri di dalam negeri Rusia. Aleksandr Kostikov, produsen daging dari Chirkizova Group, mengatakan larangan impor produk unggas itu akan merangsang industri Rusia untuk mengembangkan produksi pangan sendiri.
"Dalam hal daging kami memang belum mandiri. Produksi daging babi hanya bisa 70 persen. Ini akan merangsang produsen untuk berinvestasi dalam hal fasilitas untuk menunjang produksi," kata Kostikov.
Menurut dia, negara besar dengan warisan bidang pertanian yang besar harusnya mampu memberi makan penduduknya dengan hasil produksi dalam negeri sendiri. Meskipun demikian, tetap timbul kekhawatiran akan terjadi inflasi yang tinggi akibat larangan impor tersebut.
CHANNEL NEWS ASIA | ROSALINA
Terpopuler Dunia
12 Pria Disunat Paksa atas Permintaan Istri Mereka
Selfie dengan Pistol, Pria Meksiko Tewas Tertembak
Aksi Solidaritas Menentang ISIS Bermunculan
Cemburu, Wanita Ini Potong Payudara Rivalnya