TEMPO.CO, Mogadishu - Sebanyak tiga orang pria dieksekusi mati oleh regu penembak pemerintah Somalia pada Ahad, 3 Agustus 2014. Mahkamah militer Somalia menyatakan ketiga orang yang diduga berasal dari kelompok milisi Islam al-Shabaab bersalah dalam pembunuhan ratusan warga Somalia.
Eksekusi dilakukan di tengah lapangan ibu kota Mogadishu, Somalia, dengan kepala mereka ditutup kain dan tangan diikat di belakang. Para warga berkumpul untuk menyaksikan proses hukuman mati ini.
"Setiap orang yang melakukan pembunuhan dan kelompok milisi yang membunuh akan ditangkap dan dibawa ke pengadilan militer untuk kemudian dieksekusi," kata Abdirahman Turyare, ketua pengadilan militer Somalia.
Turyare mengatakan dua dari tiga tersangka dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan satu tersangka lainnya dituduh memfasilitasi serangan pada 8 Juli 2014 di Istana Presiden.
Langkah eksekusi yang diambil oleh pengadilan militer Somalia merupakan tindakan keras bagi para anggota al-Shabaab sejak tahun 2011. Pemerintah Somalia berusaha untuk menegakkan hukum selama lebih dari dua dekade setelah kejatuhan pemimpin diktator Mohammed Siad Barre yang membawa negara pada kekacauan.
Seperti dilansir Reuters, operasi militer yang dilakukan pasukan perdamaian Uni Afrika terbukti belum mampu melemahkan kapabilitas al-Shabaab untuk melanjutkan serangannya di ibu kota Mogadishu. Hal ini juga menandakan bahwa kordinasi antara pemerintah Somalia dengan intelijen asing masih lemah dalam melawan kelompok militan al-Shabaab.
Kritikan terhadap pemerintah Somalia muncul berdasarkan standar hak asasi manusia bahwa warga sipil tidak harus diadili di pengadilan militer. Pihak berwenang Somalia dan pengadilan beralasan pengadilan sipil rentan terhadap serangan.
Dalam beberapa minggu terakhir, pemberontak al-Shabaab telah mengintensifkan serangan menggunakan senjata dan bom di Mogadishu. Pada 5 Juli 2014, serangan mereka ke parlemen membunuh setidaknya lima prajurit dan polisi Somalia.
REUTERS | VIQIANSAH DENNIS
Baca juga:
Pingsan di Halte, Perempuan ini Diduga Dibius
WHO: Ebola Menyebar Terlalu Cepat
Inggris Akan Buka Bank Sperma Baru
Foto Dirut PT KAI Tidur di Kereta Bukan Pencitraan