TEMPO.CO, Jakarta - Pendukung kelompok ekstrimis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menyebar ke beberapa negara anggota ASEAN, di antaranya Malaysia dan Filipina. Namun, jumlah pendukung ISIS terbesar ada di Indonesia.
"Di Malaysia ada yang sudah ditangkap pada bulan April dan Mei," kata Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict Sidney Jones saat ditemui di kantornya, Jumat, 1 Agustus 2014. (Baca:Atasi ISIS, BNPT Gandeng Organisasi Internasional)
Di Filipina, ujarnya, sejumlah anggota kelompok separatis Abu Sayyaf, Front Pembebasan Islam Moro, dan Angkatan Bersenjata Rakyat Baru telah dibaiat sebagai pendukung pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.
Media Malaysia, The Star, pada 14 Juni lalu memberitakan seorang warga Malaysia bernama Ahmad Tarmimi, 26 tahun, melakukan aksi bom bunuh diri di markas besar pasukan elite Irak, SWAT, di al-Anbar, pada 26 Mei 2014. Aksi bom itu menewaskan 25 pasukan elite Irak.(Baca:Bagaimana ISIS Masuk Indonesia?)
Pria pekerja pabrik ini disebut warga Malaysia pertama yang melakukan aksi bunuh diri sebagai anggota ISIS. Para milisi melatih Ahmad di Port Dickson akhir tahun lalu sebelum melakukan aksi bom bunuh diri.
Di situs resmi ISIS, wajah Ahmad ditayangkan sebagai mujahid Malaysia yang tewas dalam operasi ISIS. Di akun Facebook, Ahmad mengabarkan dirinya pertama kali ke Suriah melalui Turki dan kemudian ke Irak. Di sana ia melakukan bom bunuh diri.
Pendukung ISIS di Filipina juga diperkirakan sudah muncul sejak tahun lalu. Penangkapan terhadap seorang ustad warga Australia, Robert Cerantonio alias Musa, 29 tahun, pada Jumat pagi, 11 Juli 2014 di Kota Lapu-lapu, Cebu, Filipina, sebagai bukti upaya perekrutan warga Filipina sebagai pendukung ISIS melibatkan warga asing. Robert secara aktif melakukan ceramah dan perekrutan pendukung ISIS di Basilan dan Sulu, provinsi yang terletak di selatan Filipina. (Baca:2 Juta WNI Disebut Sudah Dibaiat ISIS)
Robert menggunakan sosial media untuk merekrut pendukung ISIS seperti Facebook dan Youtube. Lewat YouTube, ia menyerukan jihad dan ajakan berperang di Irak dan Suriah serta membunuh para pemimpin Barat.
Ditemukan juga dua video menunjukkan sejumlah warga muslim di Filipina yang menyatakan dukungannya ke ISIS. Bendera ISIS ditayangkan di video itu.
Menurut Sidney, dukungan sejumlah warga ASEAN terhadap ISIS masih bersifat dukungan moral daripada niat untuk membuka kantor resmi ISIS di ASEAN. "Tapi kita tidak tahu kalau lambat laun akan menuju ke situ (membuat kantor resmi ISIS di ASEAN)," ujarnya. (Baca:Beredar Foto Ba'asyir Dibaiat Dukung ISIS)
Untuk mencegah menguatnya ISIS di ASEAN, kata Sidney, pemerintah negara-negara ASEAN perlu menyikapi serius masalah ini. "Kita harus melihat ke depan perkembangannya akan seperti apa," kata pengamat masalah terorisme ini.
THE STAR | THE GUARDIAN | MARIA RITA
Baca juga:
Gaya Asyik Polisi di Jembatan Comal
Vermaelen Pilih Barcelona, MU Pun Gigit Jari
Pembatasan BBM Subsidi Takkan Kerek Harga
Ebola Renggut 729 Nyawa di Afrika