TEMPO.CO, Melbourne - Acara Internasional AIDS Conference yang ke-20 di Melbourne Convention Center pada Ahad, 20 Juli 2014 tetap berjalan meski para peneliti kehilangan rekan-rekannya korban MH17 yang ditembak jatuh di timur Ukraina. Sejumlah peneliti HIV/AIDS memberikan penghormatan pada acara pembuka untuk menghormati korban yang tewas, termasuk profesor dan Presiden Internasional AIDS Society, Joep Lange. (Baca: Sekitar 100 Penumpang MH17 Adalah Aktivis AIDS)
"Mereka yang ada di MH17 adalah yang telah bekerja sangat keras dalam ilmu pengetahuan dan penanggulangan AIDS untuk masyarakat. Kehilangan mereka adalah kerugian besar bagi kami," kata wakil presiden untuk peneliti penyakit menular, Profesor Sharon Lewin, seperti dilaporkan The Guardian, Senin, 21 Juli 2014.
Internasional AIDS Society telah mengkonfirmasi nama-nama peneliti yang menjadi korban kecelakaan tragis itu. Selain Joep Lange, ada rekannya dari Amsterdam Institute for Global Health and Development Jacqueline van Tongeren, peneliti AIDS Pim de Kuijer dan Martine de Schutter, direktur dari perusahaan kesehatan wanita Lucie van Mens, dan koordinator media untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Glenn Thomas. (Baca: Korban MH17 Sudah 30 Tahun Teliti AIDS)
"Visi terbesar Lange adalah bagaimana mendapatkan terapi anriretroviral untuk negara-negara miskin. Pada 2000 lalu, kami tidak percaya ini bisa terjadi. Namun, pada 2013 lalu, kami berhasil mengobati 13 juta orang pengidap AIDS. Melalui visi dan tekad Lange dan kerja keras semua orang, ini menjadi mungkin," kata Lewin.
Ketika upacara pembuka dimulai, Presiden Internasional AIDS Society Francoise Barre-Sinoussi mendedikasikan konferensi itu kepada mereka yang tewas. Duta Besar Belanda untuk HIV/AIDS Lambert Grijns juga sempat membacakan ucapan duka dari Belanda.
"Rekan-rekan kami adalah orang yang inspiratif dan indah yang akan kami kenang di dalam hati selamanya," kata Direktur Organisasi Dukungan HIV/AIDS Fonds dari Belanda, Ton Coenen.
Conen mengatakan jeda satu menit untuk mengheningkan cipta bagi rekan-rekannya sangat ia hargai. Sebanyak 500 orang larut dalam keheningan dan berdoa untuk para korban, terutama untuk para peneliti yang sudah bekerja selama hampir 30 tahun.
RINDU P. HESTYA | THE GUARDIAN
Berita Lain:
Intelijen AS Beberkan Temuan Soal Jatuhnya MH17
MH17 Dihantam Buk, Ini Percakapan Milisi dan Rusia
Umat Kristen Irak Diminta Pindah Agama