TEMPO.CO, Kiev – Malaysia menuntut diberikannya akses langsung dan tidak terbatas ke lokasi kecelakaan Malaysia Airlines MH17 dan jaminan aman bagi para pejabat dan tim investigasi internasional. (Baca: DK PBB Godok Resolusi Selidiki Jatuhnya MH17)
“Ini sangat penting bahwa peneliti internasional serta personel pencarian dan pemulihan bisa diberikan akses penuh dan tanpa hambatan ke lokasi kejadian,” kata Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai saat tiba di Kiev, ibu kota Ukraina, pada Ahad, 20 Juli 2014.
Liow menuturkan Kuala Lumpur sangat prihatin mengetahui tim internasional dicegah memasuki lokasi kecelakaan. Dia mencatat sejauh ini satu-satunya badan internasional yang berhasil mengakses lokasi kejadian hanya Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE). Di lain pihak, tim internasional yang terdiri atas Belanda, Malaysia, Inggris, dan Amerika Serikat kesulitan mengakses lokasi.
Dalam kunjungannya ke Kiev, Liow telah bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Ukraina Volodymyr Groysman yang juga merupakan Ketua Komisi Khusus Pemerintah untuk kasus MH17, Menteri Infrastruktur Ukraina Maksym Burbak, dan Ketua Administrasi Penerbangan Ukraina.
“Pemerintah Ukraina telah menyatakan bahwa mereka tidak mampu membangun koridor aman untuk tim internasional dan tidak dapat menjamin keamanan mereka,” tutup Liow, seperti dikutip kantor berita Bernama. (Baca: Buka Akses ke MH17, Pemberontak Ajukan Syarat)
Sebanyak 133 anggota tim penyelidik dari Malaysia yang terdiri atas personel pencarian dan pemulihan, ahli forensik, serta ahli medis dan teknis telah tiba lebih dulu di Kiev pada Sabtu, 19 Juli 2014.
ANINGTIAS JATMIKA | BERNAMA
Terpopuler
MH17 Diduga Alihkan Rute untuk Hindari Badai
Tentara Israel Hancurkan 12 Terowongan Hamas
Kebakaran Hutan Washington Hanguskan 100 Rumah