TEMPO.CO, Jakarta - Ada saja orang yang tega mencoba cari keuntungan dari sebuah bencana. Ini terjadi setelah pesawat Malaysia Airlines MH17 jatuh di timur Ukraina Jumat dinihari, 18 Juli 2014. Kartu kredit penumpang dilaporkan dijarah. Untuk itu, Asosiasi Perbankan Belanda berencana melakukan perlindungan akun bank milik 193 warga Belanda yang menjadi korban.
"Laporan media internasional menuliskan bahwa kartu kredit korban kemungkinan telah dicuri. Bank akan segera mengambil langkah-langkah pencegahan jika diperlukan," kata Asosiasi, seperti dilaporkan The Moscow TImes, Ahad, 20 Juli 2014.
Asosiasi juga menjelaskan akan memberikan kompensasi kepada kerabat korban untuk setiap kerugian yang timbulkan dari penyalahgunaan kartu kredit tersebut.
Beberapa media internasional memang melaporkan ada penjarahan di lokasi kejadian, meskipun tidak ada bukti atau pelaku yang ketahuan. Namun dugaan semakin kuat setelah penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko mengucapkan pendapat yang sama lewat akun Facebook-nya. (Baca: Ukraina Tuduh Separatis Pro-Rusia Rusak Bukti MH17)
"Tadi saya menerima informasi bahwa teroris-perampok itu tidak hanya mengambil uang tunai dan perhiasan para korban MH17, tapi kartu kredit juga," ujar Gerashchenko.
Lokasi kejadian memang diawasi ketat oleh kelompok pemberontak pro-Rusia di Ukraina. Sabtu lalu, pejabat Ukraina juga menuduh kelompok tersebut menghancurkan barang bukti dan menghilangkan 38 mayat dari tempat kejadian. (Baca: Jenazah Korban MH17 'Disimpan' Separatis Pro-Rusia)
RINDU P. HESTYA | THE MOSCOW TIMES
Berita Lain:
45 Tahun Lalu, Manusia Pertama Mendarat di Bulan
Jembatan Comal Beroperasi Tiga Hari Lagi
Tentara Israel Hancurkan 12 Terowongan Hamas
Kebakaran Hutan Washington Hanguskan 100 Rumah