TEMPO.CO, Kiev - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kiev terus berkoordinasi dengan aparat terkait di Ukraina untuk memastikan fasilitas bagi warga negara Indonesia yang menjadi korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Donetsk, Kamis lalu.
"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mendapatkan data dan langkah tindak lanjut penyelenggaraan jenazah," kata Duta Besar Indonesia untuk Ukraina, Niniek Koen Naryatie, kepada Tempo, Minggu, 20 Juli 2014. (Baca: Daftar WNI Korban Jatuhnya Pesawat MH17)
Pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines jatuh di wilayah yang dikuasai pemberontak Ukraina di Donetsk, Kamis lalu. Karena terletak di daerah konflik, penanganannya pun menjadi lebih sulit. "Repotnya, hingga hari ketiga, tim investigasi belum bisa dapat akses ke tempat kejadian karena dinamisnya lokasi jatuhnya pesawat," kata Niniek.
Media massa melaporkan tim investigasi dari Eropa, OSCE, mendapat hambatan dari pemberontak yang menguasai wilayah jatuhnya pesawat. Beberapa di antara militan dikabarkan dalam kondisi mabuk.
Selain berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pertahanan Ukraina, pihak KBRI juga bekerja sama dengan kedutaan besar negara lain yang warganya turut menjadi korban. (Baca: Mahasiswa Indonesia Jadi Korban MH17)
Presiden Ukraina Petro Poroshenko telah membentuk Emergency State Commission (Komisi Keadaan Darurat) untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh. Kementerian Luar Negeri Ukraina juga telah menyampaikan jenazah korban akan dibawa dari lokasi kecelakaan ke Kota Kharkiv, di mana laboratorium khusus dan unit koordinasi sedang dipersiapkan.
Pemerintah Ukraina juga memberikan fasilitas akomodasi hotel gratis di Kiev dan Kharkiv untuk 300 anggota keluarga korban. Pendampingan bagi kerabat akan diberikan sejak tiba di Kiev dan Kharkiv. Juga, pemberian fasilitas Visa on Arrival di Kiev dan/atau Kharkiv bagi mereka yang membutuhkan visa.
NATALIA SANTI
Terpopuler:
Milisi Penembak MH17: Kami Menembak Mayat
Isi Kargo MH17, Surat Diplomatik sampai Suku Cadang Helikopter
Diultimatum ISIS, Umat Kristen Tinggalkan Mosul
Milisi Diduga Incar Pesawat Putin, Bukan MH17
Jembatan Comal Amblas, Jalur Alternatif Molor 30Km
Insinyur Selamat Gara-gara Tidak Dapat Tiket MH17