TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok separatis pro-Rusia memblokir akses menuju lokasi reruntuhan pesawat MH17 milik Malaysian Airlines. Pesawat ini ditembak oleh kelompok tersebut di langit timur wilayah Ukraina. Sebanyak 298 awak dan penumpang pesawat tewas dalam serangan itu. (Baca: Kepingan MH17 Berhamburan Sampai 8 Kilometer)
Tim investigasi dari Organisation for Security and Co-operation in Europe (OSCE) dihadang oleh satu unit pasukan separatis bersenjata lengkap saat hendak menuju lokasi reruntuhan di wilayah Donetsk, Ukraina. Setelah sebuah tembakan peringatan ke udara dari pasukan separatis, tim ini balik kanan setelah berdebat selama satu jam. (Baca: MH17 Ditembak, 3 dari 8 Tokoh Dunia 'Tunjuk' Rusia)
"Kami akan tetap kembali esok hari, lusa, dan seterusnya," ujar Juru Bicara OSCE Michael Bociurkiw pada The Guardian, Sabtu, 19 Juli 2014 waktu setempat. Tim menyatakan akan tetap berupaya untuk masuk ke situs puing pesawat untuk memberikan keterangan pada setiap pihak. (Baca: Cuit MH17 Dianggap Lelucon, Aktor Ini Minta Maaf)
"Esok di Kiev akan mulai ramai, tim ahli dari Belanda dan Malaysia, juga para kerabat akan mulai berdatangan," ujarnya. Ia menyatakan tim harus segera menyelidiki kondisi terakhir jasad korban dan puing pesawat. "Kami harus segera datang ke sana, karena jasad korban bisa segera membusuk," ujarnya. (Baca: Milisi Penembak MH17: Kami Menembak Mayat)
Diduga kondisi ini untuk mendukung pernyataan salah satu komandan separatis pro-Rusia, Igor Girkin. Ia menyatakan para tubuh korban sudah membusuk ketika pesawat jatuh di wilayah kekuasaannya. Ia menduga para penumpang sudah dalam kondisi tewas, bahkan sebelum lepas landas dari Amsterdam. (Baca: Penumpang MH17 Punya Firasat Bakal Celaka)
Hingga saat ini, belum ada satupun tim investigasi dari Uni-Eropa yang bisa masuk ke lokasi kecelakaan pesawat. Dari informasi yang didapat dari situs digital milik separatis pro-Rusia, kondisi amat mengenaskan. Tubuh-tubuh dibiarkan tergeletak di antara puing pesawat, beberapa dalam kondisi naas akibat benturan keras ketika pesawat menghantam bumi.
Menurut pemerintah Ukraina, para separatis bahkan melakukan penjarahan barang berharga milik para korban. Mereka tak hanya mengambil uang tunai, namun juga kartu kredit yang disimpan di dompet para korban.
GUARDIAN | ANDI PERDANA
Topik terhangat:
MH17 | Pemilu 2014 | Ramadan 2014 | Tragedi JIS | Hasil Pilpres 2014
Berita terpopuler lainnya:
Jelang Lebaran, Mal Gelar Midnite Sale Lagi
Mangindaan Bantah Demokrat Ikut Koalisi Permanen
Gary Neville Raih Gelar Doktor