TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengaku sangat terkejut ketika mendengar kabar jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. Pesawat yang bertolak dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur itu dilaporkan jatuh setelah tertembak misil di wilayah dekat perbatasan Ukraina dan Rusia, Kamis, 17 Juli 2014.
Kantor berita Rusia, Interfax, melaporkan insiden kecelakaan pesawat Malaysia Airlines dengan 280 penumpang dan 15 awak itu. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari sejumlah di industri penerbangan, kecelakaan terjadi menjelang perbatasan Rusia, di mana pasukan Ukraina sedang bertempur melawan pemberontak pro-Rusia. (Baca: Malaysia Airlines Tertembak Misil Dekat Rusia)
Twitter Malaysia Airline mengakui adanya insiden tersebut. Mereka sempat kehilangan kontak dengan pesawat Boeing 777 bernomor penerbangan MH17 tak lama setelah pesawat itu lepas landas dari Bandara Schippol, Belanda.
“Pemantauan terakhir pesawat itu diketahui berada wilayah udara Ukrainia. Informasi lebih lanjut akan menyusul,” ujar pihak maskapai itu lewat akun Twitternya.
Seperti dikutip The Telegraph, Perdana Menteri Najib Razak menyatakan akan segera melakukan investigasi atas peristiwa ini. Kecelakaan fatal maskapai Malaysian Airlines ini bukan yang pertama kali terjadi. Maret lalu, pesawat Malaysia Airlines MH370 mengalami kecelakaan tak lama setelah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Pesawat yang mengangkut 239 penumpang itu hingga kini belum jelas keberadaannya.
TOMI | RIKY FERDIANTO/BBC/REUTERS/CNN
Terpopuler:
KPK Gelar Ekspose Soal Muhtar Ependy
Istri Pimpinan ISIS Mantan Penata Rambut
Pamer Busana Muslimah, Syahrini Dirisak Netizen
Komnas HAM Pastikan Pemanggilan Paksa Kivlan Zen
Sisa Ledakan Pipa Gas MRT, Hindari Jalan Sudirman