TEMPO.CO, Manila - Ibu Kota Filipina lumpuh diterjang oleh Topan Rammasun yang berkecepatan 200 kilometer per jam, kemarin. Topan pertama di musim penghujan itu menewaskan sedikitnya 11 orang dan memaksa 400 ribu warga mengungsi.
Angin kencang yang dibawa topan menerbangkan atap-atap rumah dan menjungkirbalikkan mobil, serta menumbangkan pepohonan di Manila, ibu kota Filipina. Perkampungan nelayan yang berjarak ratusan kilometer dari Manila juga tak luput dari terjangan topan. Tiang listrik yang tumbang menyebabkan korsleting dan listrik padam. Perusahaan Listrik Manila Electric menyatakan 76 persen wilayah kota megapolitan itu tak dialiri listrik. (Baca: 10 Kota Paling Berisiko untuk Ditinggali)
“Saya pikir saya akan mati. Saya keluar untuk mencari bensin kalau-kalau kami perlu evakuasi, tapi itu sebuah kesalahan,” kata pengendara kendaraan roda tiga, Pedro Rojas, 35 tahun. Dia menderita luka-luka di kepala saat berteduh di balai kota di pinggiran Manila. Kendaraannya terguling dua kali setelah diterpa hujan lebat. Ia menyaksikan seng-seng atap rumah beterbangan di mana-mana.
Badan bencana nasional Filipina melaporkan topan Rammasun menewaskan lima korban. Angka berbeda dilaporkan oleh aparat setempat dengan menyebut enam orang tewas. Salah satunya petugas penyelamat yang tertimpa gedung pemerintah. Termasuk dua lanjut usia tewas tertimpa pohon tumpang di provinsi yang bertetangga dengan Manila. Namun jumlah korban tewas bertambah mencapai 11 orang.
Rammasun yang dalam bahasa Thailand berarti Dewa Petir, bergerak melintasi Samudra Pasifik dengan kecepatan angin 250 kilometer per jam. Badai ini lebih dulu menghantam desa nelayan miskin di sebelah timur kepulauan Filipina. Kekuataannya mulai melemah ketika melintasi pulau utama Luzon ke arah Laut Cina Selatan kemarin sore. “Cuaca mulai membaik bersamaan dengan topan bergerak menjauh,” kata Rene Paciente, staf biro cuaca setempat. Peringatan badai di beberapa wilayah negeri itu juga sudah dicabut atau diturunkan derajatnya.
Setiap tahun Filipina dilanda 20 badai besar. November tahun lalu, Topan Haiyan menghantam Kepulauan Samar dan Leyte dan menewaskan 7.300 orang. Kemarin wilayah itu juga sempat terkena imbas angin kencang dan hujan sedang. Kepanikan warga korban badai Haiyan pun tak terelakkan terjadi dengan munculnya topan Rammasun.
CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS | NATALIA SANTI
Baca juga:
Pertama dalam Sejarah, 2 Menteri Diperiksa KPK
Ical Dianggap Gagal Total di Golkar
NASA: Kami Akan Temukan Kehidupan di Luar Bumi
Syarief Hasan Tak Hadiri Koalisi Merah Putih