TEMPO.CO, Tripoli - Sejumlah roket menghantam bandara di ibu kota Libya, Tripoli, Senin malam, 14 Juli 2014. Serangan ini menghancurkan hampir 90 persen pesawat yang sedang parkir di area itu. Pemerintah memperkirakan serangan ini akibat pertempuran antarkelompok yang terjadi sejak akhir pekan kemarin.
"Pemerintah telah melakukan penelitian dan kemungkinan membawa pasukan internasional untuk melakukan pengamanan," kata juru bicara pemerintah Libya, Ahmed Lamine, seperti dilaporkan Al-Jazeera, Selasa, 15 Juli 2014.
Menurut warga, roket itu juga merusak menara kendali bandara dan menewaskan dua orang. Adapun pihak bandara telah menutup bandara sejak Ahad lalu karena ketegangan semakin meningkat.
Bentrok ini terjadi antara kelompok Misrata dan kelompok bersenjata Zintan, yang telah mengambil alih bandara sejak jatuhnya Muammar Gaddafi 2011 lalu. Aksi saling serang pun terjadi dan menewaskan tujuh orang. (Baca: Dua Kelompok Militan Berebut Bandara Libya)
Di lokasi lain, tepatnya di timur Benghazi, setidaknya enam orang tewas dan 25 orang terluka akibat bentrok dua kelompok ini pada Ahad malam. Setidaknya sepuluh rumah dan kantor-kantor pemerintah rusak akibat serangan misil.
Pemerintah telah mengerahkan pasukan khusus untuk melakukan perlawanan dengan pejuang milisi di kota-kota Libya. Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libya juga diperintahkan untuk pindah "sementara" karena keadaan yang semakin tidak aman di negara itu.
RINDU P. HESTYA | AL-JAZEERA
Berita Lain:
Israel Serang Masjid, Sekolah, dan Rumah Sakit
Palestina Minta Perlindungan Internasional
Paus Fransiskus: 1 dari 50 Pastor Pedofil