TEMPO.CO, Baghdad - Menteri Luar Negeri Irak Hoshyar Zebari, seorang Kurdi, dikabarkan dipecat dari jabatannya. Konflik faksional di Irak diperkirakan bakal kian berkembang setelah pemecatan ini.
Zebari, yang lebih dari satu dekade mengabdi dalam pemerintahan, diberhentikan pada Jumat oleh Perdana Menteri Nuri al-Maliki. Pemecatan atas Zebari terjadi setelah Kurdi dalam pemerintahan Irak melancarkan boikot menyusul komentar al-Maliki terkait militan ISIS dan otonomi Kurdi di Irbil.
Kelompok Kurdi membantah tuduhan al-Maliki dan mengatakan mereka menjadi kambing hitam atas kegagalan Kurdi di Irak utara dalam membendung militan ISIS. Pejabat senior Kurdi menuduh al-Maliki berusaha untuk mengubah konflik antara pemerintah yang didominasi Syiah menjadi sengketa antara Arab dan Kurdi.
Berbarengan dengan pemecatan Zebari, al-Maliki mengangkat Hussain Shahristani, seorang Syiah dan penasihat al-Maliki yang juga wakil perdana menteri untuk urusan energi sebagai pelaksana tugas menteri luar negeri
Para pejabat mengatakan kepada CNN bahwa Zebari diganti setelah menteri Kurdi memboikot pertemuan kabinet.
Di lain pihak, pasukan Peshmerga Kurdi pada hari Jumat berhasil menguasai dua ladang minyak yang tidak berada di bawah ancaman dari ISIS. Kurdi mengambil ladang minyak itu setelah menuduh Menteri Perminyakan Irak mencoba menyabot infrastruktur pipa yang disepakati bersama baru-baru ini yang menghubungkan Avana dengan ladang Khurmala di Irak utara.
"Pemerintah Kurdi bertekad untuk melindungi dan mempertahankan infrastruktur minyak Irak setiap kali terancam oleh tindakan terorisme atau, seperti dalam kasus ini, sabotase bermotif politik," kata pemerintah Kurdi. Meskipun tidak mampu untuk mengekspor, Avana dan Makhmour memproduksi sekitar 110.000 barel minyak per hari.
CNN | INDAH P