TEMPO.CO, Ramalah - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk serangan yang dilancarkan Israel ke Gaza, Palestina. Dikutip Haaretz pada Rabu, 9 Juli 2014 atau Kamis, 10 Juli 2014 waktu Indonesia, Abbas menuding serangan itu tidak ditujukan terhadap Hamas yang mereka sebut sebagai kelompok teroris.
Abbas mengatakan serangan Israel bertujuan memerangi seluruh warga Palestina. "Ini bukan perang melawan Hamas atau faksi lain, tapi perang terhadap seluruh rakyat Palestina," kata dia. Abbas juga menyebut bahwa serangan Negeri Zionis itu telah menewaskan 35 orang dalam serangan yang sudah berlangsung selama dua hari tersebut. Bahkan, tidak sedikit keluarga yang semua anggotanya tewas dalam serangan tersebut.
"Kami mencatat ada dua keluarga yang masing-masing tujuh anggotanya karena serangan terhadap rumah mereka," ujar dia. Abbas pun mempertanyakan tujuan serangan Israel karena di antara korban tewas itu adalah anak-anak berusia enam tahun dan lansia berusia 70 tahun. "Apa orang-orang itu yang menembakkan roket dari rumahnya?" kata dia mempertanyakan.
Menurut dia, serangan itu menunjukkan bahwa Israel tidak sedang mempertahankan diri seperti klaim selama ini. Dia menuduh Israel ingin menduduki tanah bangsa Palestina guna memperluas proyek permukiman untuk orang-orang Yahudi.
Abbas juga menyatakan sudah berkomunikasi dengan sejumlah kepala negara di Timur Tengah untuk membahas serangan tersebut. Salah satunya adalah Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi. Dia berharap Mesir bisa memediasi konflik agar tidak berkepanjangan. Soalnya, Mesir memegang peranan penting dalam gencatan senjata Palestina-Israel pada 2012 lalu.
Dia juga tengah melobi negara-negara anggota Liga Arab untuk mendesak Israel menghentikan serangan militernya. Selain itu, dia juga berharap Yordania menggelar pertemuan darurat dengan seluruh anggota Dewan Keamanan PBB untuk membahas agresi tersebut. Saat ini Yordania mendapat giliran untuk memimpin DK PBB itu.
Abbas pun menyatakan bahwa Palestina akan terus menmpuh jalur diplomasi untuk menghentikan serangan militer tersebut. "Bagaimana pun juga, kami akan terus bernegosiasi (untuk menyelesaikan serangan tersebut," kata Abbas.
HAARETZ | ANADOLU AGENCY | DIMAS SIREGAR
Berita terkait :
Tak Ada Bilik Suara, Pria Ini Nyoblos di Dalam Sarung
Bertemu SBY,Prabowo Klaim Dapat Mandat dari Rakyat
Obama Beri Selamat kepada Indonesia