TEMPO.CO, Chicago – Gegap gempita perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat berubah menjadi insiden berdarah setelah pada Senin, 7 Juli 2014, pemerintah Chicago menyatakan sedikitnya ada 53 insiden penembakan di sejumlah tempat di kawasan ini.
Mengutip laporan dari Associated Press, penembakan yang terjadi sejak Kamis malam, 3 Juli 2014, hingga Ahad tengah malam, 6 Juli 2014, itu telah menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 82 orang lainnya.
Pada konferensi pers Senin pagi waktu setempat, Inspektur Kepolisian Chicago Garry McCarthy menjelaskan aksi kekerasan terjadi lantaran “peredaran bebas senjata api”. Menanggapi pernyataan ini, Wali Kota Chicago Rahm Emanuel mendesak untuk memperketat aturan kepemilikan senjata api.
“Kekerasan tidak bisa diterima di mana pun di kota kami. Sudah saatnya bagi semua orang untuk mengambil sikap,” katanya dalam sebuah pernyataan tertulis. (Baca: Daftar Penembakan Brutal di Amerika Serikat)
Kekerasan di Chicago memang tak bisa dihindari di tengah peredaran bebas senjata api. Ditambah lagi, lebih banyak orang yang berkeliaran di jalan saat cuaca panas seperti pekan kemarin. Tak hanya itu, pemilik senjata yang merupakan anggota geng lebih takut kehilangan senjata mereka dibandingkan tertangkap polisi. Karena itu, mereka tak segan untuk baku tembak dengan polisi.
ANINGTIAS JATMIKA | AP
Terpopuler
Maskapai AS Wajibkan Penumpang Nyalakan Ponsel
Dalai Lama Minta Umat Budha Myanmar Hormati Muslim
Israel Luncurkan Operasi Udara ke Jalur Gaza