TEMPO.CO, London - Pria asal Inggris yang menyebut dirinya Abu Osuma mengklaim dirinya bangga bisa bergabung dengan militan di Suriah. Ia menyatakan akan kembali ke negaranya hanya ketika negara Islam berdiri untuk menancapkan bendera organisasinya di Istana Buckingham.
Ia mengatakan telah mengambil bagian dalam pelatihan militer, membuat bom, dan berjuang bersama ekstremis Front Al-Nusra selama setahun terakhir. Osuma, yang berbicara dengan aksen Inggris utara -- mengaku telah berjuang untuk pembentukan khilafah di seluruh dunia.
"Saya akan kembali ke Inggris hanya jika keKhilafahan telah berdiri dan saya datang untuk menaikkan bendera hitam di atas Downing Street, juga Buckingham Palace, Tower Bridge, dan di atas Big Ben," katanya. Bendera hitam yang dia maksud mengacu pada bendera yang juga digunakan oleh kelompok gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Osuma mengatakan awalnya ia menghadapi perlawanan dari keluarganya atas keputusannya untuk pergi ke Suriah. Apalagi, katanya, sang ibu tak ingin kehilangan anaknya.
"Tapi saya rajin mengirimi foto dan sekarang mereka dapat memahami bahwa ini adalah tujuan hidup saya," katanya. "Mereka sedikit takut tapi saya mengatakan kepada mereka 'kita akan bertemu di akhirat'. Ini hanya perpisahan sementara."
Kisahnya disiarkan kembali saat ulama Inggris menyerukan umat Islam negara itu untuk tidak melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak. Mereka khawatir para pemuda yang pergi ke sana akan bergabung dengan kelompok teroris.
Surat terbuka yang ditandatangani oleh lebih dari 100 pemuka berbagai agama mendesak komunitas Muslim Inggris untuk melanjutkan upaya tak kenal lelah untuk mencegah krisis Irak dan Suriah berimbas ke Inggris. Seruan ini disampaikan setelah warga Inggris, Reyaad Khan dan Nasser Muthana, muncul dalam video perekrutan ISIS awal bulan ini yang mengajak kaum muda untuk bergabung.
Organisasi militan di Irak dan Suriah diketahui aktif merekrut anggota dari berbagai negara. Seorang remaja Australia yang menghilang dari rumahnya di Sydney diyakini telah melakukan perjalanan ke Irak untuk menjadi jihadis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Ia berangkat setelah tercuci otaknya akibat menonton video perekrutan jihadis yang ditampilkan secara online.
Dilaporkan Daily Mail, video ini menampilkan seorang warga Australia yang menyerukan rekan-rekan senegaranya untuk bergabung dengan mereka dalam perjuangan di Irak dan Suriah. Abdullah Emir, 17 tahun, menghilang sejak pertengahan Juni lalu. Kepada orang tuanya, Abdullah pamit untuk pergi memancing.
MAIL ONLINE | INDAH P.