TEMPO.CO, New York - Maskapai dengan penerbangan langsung ke Amerika Serikat kini memperketat pemeriksaan atas ponsel dan sepatu dalam menanggapi laporan intelijen mengenai peningkatan ancaman dari kelompok militan yang berafiliasi pada Al Qaeda. Khusus untuk ponsel iPhone buatan Apple Inc dan Galaxy buatan Samsung Electronics Co Ltd, ada pemeriksaan keamanan tambahan. Pemeriksaan terutama dilakukan pada penumpang penerbangan langsung dari Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
Para pejabat keamanan AS mengatakan mereka mengendus kelompok yang berbasis di Yaman berhasil menemukan cara untuk mengubah ponsel menjadi alat peledak. Ponsel dianggap cukup aman untuk menghindari deteksi. Selain itu, rakitan bom juga bisa disimpan di sepatu, kata para pejabat yang menolak untuk diidentifikasi karena sensitivitas isu tersebut.
Ia mengatakan perangkat elektronik lainnya yang dibawa oleh penumpang juga cenderung untuk diperiksa secara lebih intens. "Bagi maspakai atau operator bandara yang gagal untuk memperkuat keamanan bisa menghadapi sanksi larangan terbang ke AS," katanya.
Departemen Keamanan Nasional AS mengumumkan pada hari Rabu rencana untuk memperketat pemeriksaan keamanan di bandara AS. Menurut seorang pejabat yang akrab dengan masalah ini, pos pemeriksaan keamanan akan dilipatkan. Para penumpang juga diimbau untuk datang ke bandara lebih awal untuk penerbangan dari dan menuju AS, karena harus menjalani pemeriksaan tambahan yang mungkin akan makan banyak waktu.
Juru bicara American Airlines, Matt Miller, membenarkan hal ini, namun menolak berkomentar lebih lanjut. Sedang juru bicara United Airlines, Luke Punzenberger, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan para pejabat federal pada masalah keamanan. "Tapi kami tak bisa menjelaskan secara detil rincian upaya yang kami lakukan," katanya.
Badan-badan keamanan AS mengendus kelompok Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) dan Front Nusra yang berafiliasi dengan Al Qaeda di Suriah, berkolaborasi dalam plot untuk menyerang pesawat AS atau Eropa dengan bom tersembunyi pada penumpang dengan paspor Barat, kata para pejabat. AQAP selama ini dikenal memiliki track record merencanakan serangan tersebut. Salah satu anggotanya, Ibrahim al-Asiri, diketahui merancang bom pakaian yang digunakan dalam upaya yang gagal meledakkan pesawat di Detroit.
Sejauh ini, belum ada indikasi intelijen AS telah mendeteksi sebuah plot atau jangka waktu tertentu untuk setiap serangan.
REUTERS | INDAH P.