Myanmar adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Budha. Umat muslim di Myanmar hanya 4 persen dari total penduduk 60 juta jiwa. Negara itu terus dilanda kekerasan sejak 2012. Hingga kini dilaporkan ada 280 orang tewas dan 140 ribu lainnya kehilangan tempat tinggal. Kebanyakan para korban adalah muslim yang diserang oleh kelompok militan Budha. Sebagian besar muslim yang diserang berada di negara bagian Rakhine barat.
Kerusuhan yang terjadi pekan ini adalah kasus pertama yang terjadi di Mandalay, pusat penting pembelajaran budaya Budha serta umat muslim dan Budha dapat hidup damai secara berdampingan.
Dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia yang disiarkan Kamis malam, Aung San Suu Kyi, pemimpin posisi Liga Nasional untuk Demokrasi, mengatakan kekerasan di Mandalay bisa meningkat jika pemerintah tidak mengambil tindakan tegas. "Kecuali pemerintah serius menjaga supremasi hukum. Sebab, jika tidak, kekerasan akan tumbuh," katanya.
Dalam pidatonya yang disiarkan melalui radio pada Kamis kemarin, Presiden Myanmar Thein Sein menyerukan stabilitas sebagai negara transisi menuju demokrasi dari setengah abad kekuasaan militer, tapi tidak menyebutkan secara khusus pada peristiwa Mandalay. "Untuk keberhasilan reformasi, saya ingin meminta seluruh warga menghindari bujukan atau dorongan yang menghasut kebencian terhadap sesama warga negara," ujar Thein Sein.
Sekretaris Pusat Pemuda Muslim Myanmar Khin Maung Oo menuturkan kerusuhan terjadi pada Selasa malam setelah beredar informasi muslim pemilik kedai teh memperkosa wanita Budha. Kementerian Informasi Myanmar memberikan pernyataan bahwa pemilik kedai teh telah didakwa atas kasus pemerkosaan.
AP | ROSALINA
Berita Terpopuler
#AkhirnyaMilihJokowi Jadi Trending Topic Dunia
Mega Soal Rustri ke Prabowo: Apa yang Kau Cari?
Penjelasan Soal Tunggakan Gaji Perusahaan Prabowo
Bintang Persib Tertipu Cewek Fiktif Rp 3,5 Miliar