TEMPO.CO, Kairo - Pihak keamanan Mesir menahan sekitar 200 orang karena terlibat serangkaian unjuk rasa dan ledakan bom kecil pada peringatan kudeta militer terhadap Presiden Muhamad Mursi, Kamis, 3 Juli 2014. (Baca juga: ISIS Bersumpah Hancurkan Kabah Jika Kuasai Mekah)
Kantor Kementerian Dalam Negeri Mesir dalam keterangannya kepada media, Kamis, 3 Juli 2014, menerangkan salah satu bom meledak di dalam sebuah apartemen di Kirdasah--luar Kairo. Ledakan itu menewaskan dua pria. "Dua pria melarikan diri setelah ledakan terjadi," kata Kementerian.
Seorang pejabat keamanan Mesir mengatakan satu pendukung Mursi tewas selama bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran di Giza. "Pada Kamis dinihari, 3 Juli 2014, sebuah bom rakitan meledak di dalam kereta di Alexandria dan melukai lima penumpang," ujar petugas tersebut.
Unjuk rasa berlangsung marak di sejumlah daerah, antara lain di Kairo, Alexandria, Assiut, dan Fayoum, pada Kamis, 3 Juli 2014. Perkelahian kecil dilaporkan juga terjadi di Suez, sebelah selatan Kota Aswan, dan di luar Kairo menjelang senja. Kendati dalam jumlah kecil, para pengunjuk rasa berhasil memblokade beberapa jalan utama. Mereka dalam aksinya meneriakkan yel-yel menentang militer dan Presiden Abdul Fattah al-Sisi.
Pada kerusuhan Kamis, 3 Juli 2014, itu tiga buah kantor kepolisian di Distrik Imbaba, Kairo, rusak oleh bom ringan. Sebuah bom kecil juga meledak di rumah sakit angkatan udara di Kairo, kantor kepolisian, dan stasiun kereta. Tidak ada korban luka dalam serangan tersebut.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler
#AkhirnyaMilihJokowi Jadi Trending Topic Dunia
Mega Soal Rustri ke Prabowo: Apa yang Kau Cari?
Penjelasan Soal Tunggakan Gaji Perusahaan Prabowo
Bintang Persib Tertipu Cewek Fiktif Rp 3,5 Miliar