TEMPO.CO, London - Inggris memperketat pengamanan di bandara, setelah merespon kekhawatiran Amerika Serikat terhadap aksi kelompok Islam ekstremis yang diduga akan membawa bahan peledak untuk serangan baru.
Pihak otoritas setempat tidak memberikan rincian tentang langkah apa saja yang disiapkan untuk memperketat pengamanan bandara. Namun, tingkat ancaman teror yang ditetapkan Inggris tidak berubah pada status "substansial". yang merupakan tingkat tertinggi ketiga.
Wakil Perdana Menteri Nick Clegg dan Menteri Transportasi Inggris Patrick McLoughlin memberikan keterangan melalui televisi untuk meredam kekhawatiran para penumpang, di masa awal liburan musim panas Eropa.
"Ini sangat penting bahwa kami bekerja dengan mitra kami Amerika Serikat, dan negara-negara lain di dunia, sehingga ancaman baru bisa segera diidentifikasi, sebuah respon yang kemudian diimplementasikan pada bandara di seluruh dunia," kata Clegg di stasiun televisi ITV, seperti dilansir Channel News Asia, Kamis, 3 Juli 2014. (baca juga: Pejihad ISIS Berasal dari Berbagai Negara)
McLoughlin mengatakan kepada media Sky News bahwa dirinya berharap tidak ada gangguan penundaan yang signifikan pada penerbangan penumpang akibat peningkatan keamanan tersebut. "Kami telah mengambil keputusan untuk melangkah lebih maju dengan memperketat bandara kami demi keselamatan para penumpang," katanya.
Langkah peningkatan keamanan di bandara ini datang setelah Amerika Serikat lebih dulu memperketat pengamanan di beberapa bandara di Eropa dan Timur Tengah, yang melayani penerbangan langsung ke negara Paman Sam itu. (baca juga: Bomber Suriah Ternyata Pemuda Asal AS)
Pemerintah Amerika Serikat mendengar kabar yang menyebutkan bahwa kelompok ekstremis al-Qaeda di Suriah dan Yaman sedang mengembangkan bom yang bisa diselundupkan ke pesawat tanpa terdeteksi. oleh prosedur keamanan bandara. Pengumuman itu datang sebelum perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat pada Jumat, 4 Juli 2014.
CHANNEL NEWS ASIA | ROSALINA
Terpopuler
Diskriminasi, Muslim di Xinjiang Dilarang Berpuasa
Ketika Gadis AS Jatuh Cinta dengan Jihadis ISIS
Mertua Sarkozy: Ini Saat Tepat Memotong Kakinya
15 Jam Diinterogasi, Sarkozy Dalam Pantauan Hakim