TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menjalani interogasi yang panjang selama sekitar 15 jam di kantor polisi dan pengadilan sipil di Paris sejak Selasa, 1 Juli 2014 hingga Rabu dinihari, mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy membantah semua tuduhan yang dialamatkan ke dirinya.
Bahkan Sarkozy, 59 tahun, mengatakan kasus korupsi yang melilit dirinya adalah kasus aneh yang dirancang untuk menghina dan merusak reputasinya. "Kepada semua orang yang menonton atau mendengarkan siaran ini, saya mengatakan bahwa saya tidak pernah mengkhianati mereka dan tidak pernah melakukan perbuatan yang melawan prinsip Republik dan aturan hukum," kata Sarkozy, saat diwawancarai secara eksklusif oleh stasiun televisi TF 1 dan radio Europe 1, Rabu malam, 2 Juli 2014. (Baca:Mantan Presiden Prancis Ditangkap Polisi)
Sarkozy, yang merupakan pemimpin dari partai konservatif UMP, justru secara tersirat menuduh pemerintah yang kini dikuasai oleh Partai Sosialis menjatuhkan dirinya. Berulang kali ia mengulangi kalimat "Apakah (penangkapan) ini wajar?" di dalam wawancara yang merupakan siaran besar pertamanya sejak ia dikalahkan Francois Hollande pada pemilihan presiden 2012 lalu.
Selain membantah semua tuduhan, Sarkozy juga terlihat kesal dengan penyadapan telepon yang dilakukan kepadanya. "Di negara kita yang menjunjung hak asasi manusia dan aturan, hal seperti ini sudah diatur," tuturnya. (Baca:Kasus Sarkozy Libatkan Muammar Khadafi)
Penangkapan suami artis penyanyi Carla Bruni ini dilakukan berkat hasil penyadapan teleponnya. Dari situlah hakim menemukan dugaan penyalahgunaan wewenang dan korupsi yang dilakukan Sarkozy untuk pembiayaan kampanye pada 2007 lalu.
ANINGTIAS JATMIKA | BBC
Berita lainnya:
Baghdadi, Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS
PM Abbott Ingatkan Warga Australia Tak Berjihad
Polisi Hong Kong Tangkap 511 Pendemo Prodemokrasi