TEMPO.CO, Bagdad - Aksi kekerasan yang dilakukan oleh kaum Sunni pemberontak di Irak telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, lebih dari 2.400 warga Irak, mayoritas warga sipil, tewas sepanjang Juni 2014. Jumlah korban tewas ini merupakan yang terburuk dari aksi kekerasan di Irak dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut PBB, gerilyawan yang dipimpin oleh sempalan Al-Qaeda, Negara Islam di Irak dan Levant (ISIS atau dikenal juga sebagai ISIL), yang kini menyebut dirinya Negara Islam, telah merebut beberapa wilayah strategis di Irak dalam tiga minggu terakhir, termasuk Kota Mosul. (Baca: Pamit Mancing, Remaja Australia Ini Jihad ke Irak)
Berdasarkan data PBB, aksi kekerasan dan terorisme yang terjadi itu menewaskan sedikitnya 2.417 warga Irak dan melukai 2.287 lainnya sepanjang Juni kemarin. Dari jumlah yang tewas tersebut, sebanyak 1.531 orang adalah warga sipil. (Baca: Ini Nama Kelompok Milisi Bersenjata di Irak)
"Ini jumlah yang mengejutkan dari korban sipil dalam waktu hanya satu bulan. Ini menjadi kebutuhan mendesak bagi kita semua untuk memastikan bahwa warga sipil adalah kelompok yang harus dilindungi," kata Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Irak, Nickolay Mladenov, seperti dilansir Reuters, Selasa, 1 Juli 2014. (Baca juga: Baghdadi, Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS)
Besarnya jumlah korban dalam krisis Irak diilustrasikan dalam kenaikan tajam tewasnya warga selama dua bulan terakhir. Dari 1.531 warga sipil yang menjadi korban, sebanyak 270 orang adalah polisi sipil dan 886 lainnya adalah anggota pasukan keamanan Irak.
PBB juga mengungkap jumlah korban tewas pada Juni kemarin mencapai dua kali lipat dari jumlah korban tewas pada Mei. Pada Mei lalu, korban tewas sebanyak 994 orang, di mana 114 di antaranya adalah anggota polisi sipil.
REUTERS | CNN | ROSALINA
Terpopuler
Punya Ladang Minyak, Aset ISIS US$ 2 Miliar
Pejihad ISIS Berasal dari Berbagai Negara
Misi Berbelok, ISIS Tak Akur dengan Al-Qaidah
Jihadis Muda Lebih Tertarik ISIS daripada Al-Qaeda