TEMPO.CO, Bagdad - Negara Islam Irak dan Mediterania, ISIL, mendeklarasikan sebuah khilafah (pemerintahan) baru yang terletak di antara wilayah Irak dan Suriah.
Dalam sebuah rekaman suara yang diedarkan pada Ahad, 29 Juni 2014, kelompok bersenjata pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu menyatakan berdirinya khilafah dan menjadi pemimpin bagi umat muslim di seluruh dunia. "Dokumen lainnya juga diedarkan dalam bahasa Inggris dan berbagai bahasa," tulis Al Jazeera, Senin, 30 Juni 2014.
Baghdadi, yang dipercaya menjadi pemimpin ISIL, dalam siaran tersebut mengumumkan bahwa ISIL sekarang ini menjadi sebuah negara Islam. Siaran tersebut juga menyatakan bahwa batas wilayah negara Islam pimpinan Baghdadi berada di sepanjang garis lurus Provinsi Diyala, Irak, hingga Provinsi Aleppo, Suriah.
"Syura (Dewan) Negara Islam telah bertemu dan membicarakan masalah khilafah. Negara Islam memutuskan membentuk khilafah Islam dan menunjuk seorang khalifah untuk negara-negara Islam," ucap juru bicara Abu Mohammad al-Adnani.
"Kata-kata Irak dan Mediterania telah dihapus dari nama Negara Islam dalam berbagai surat dan dokumen," kata Al-Adnani, seraya menjelaskan bahwa khilafah merupakan impian panjang seluruh umat muslim dan kaum jihadis.
Sebuah dokumen yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menguraikan bahwa Baghdadi merupakan seorang Sheikh, pejuang, sarjana yang mempraktekkan apa yang dikhotbahkan, ulama, keturunan Nabi dan hamba Allah.
Koresponden Al Jazeera, Imran Khan, melaporkan dari Baghdad, khilafah secara efektif merupakan pemimpin sebuah republik Islam yang terbebas dari batas-batas wilayah kenegaraan. "Dengan pengumumkan tersebut, kelompok bersenjata ini sekarang memiliki legitimasi sebagai pemimpin umat muslim," kata Khan.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Manusia Takut Pada Sesuatu yang Mendekat
Pembakar Juru Parkir Monas Pengguna Narkoba
Mark Wahlberg Tertekan Bintangi Transformers
Tren Harga Emas Dunia Terus Menurun
Musipah Bawa Kabur Suaminya dari Rutan Salemba